Di zaman Globalisasi saat ini, di mana batas suatu negara tidak tersekat-sekat , apakah  Nasionalisme seseorang  akankah selalu dipertanyakan ?
Bila rasa cinta tanah air hanya dibatasi dengan batas suatu wilayah, betapa kerdilnya pandangan anak bangsa terhadap hal itu, padahal telah jelas bahwa justru Nasionalisme dengan batas-batas wilayah yang telah ditetapkan tersebut justru dibuat oleh para penjajah kita....
Coba tengok nenek moyang kita....ketika mereka ke Semenanjung Malaya....mereka merasa Semenanjung Malaya adalah rumah bagi mereka semua....apalagi mereka adalah bangsa serumpun dalam ras Melayu....
Kembali ke kasus Arcandra Tahar.....lihat betapa banyak orang-orang Indonesia yang exodus ke luar negeri dan apakah orang-orang ini dikatakan tidak mempunyai Nasionalisme ????
Lihat pula....Indonesia banyak menghasilkan juara Olimpiade Internasional....kemanakah mereka selama ini....???
Jelas bahwa mereka ingin mendapatkan kehidupan yang layak, kalau hal ini ditanyakan kepada kita, mungkin kejadiannya sama .....
Di luar negeri, keilmuan mereka dihargai bahkan mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi dan sebaliknya hal ini tidak didapatkan di Indonesia....
Salahkah mereka ????
Terkadang....bila mereka mendapatkan Lisensi Internasional maka ada prasarat bagi pemegang Lisensi tersebut, yakni harus menjadi warga negara  agar penerima Lisensi tersebut mengabdi kepada negara yang telah mengeluarkan Lisensi dan ini terjadi pada kasus Arcandra Tahar....
Arcandra Tahar telah mengakui telah menerima kewarganegaraan negara lain, tetapi ia tidak ingin meninggalkan kewarganegaraan Indonesia nya, itu pun karena ketidaktahuannya bahwa Indonesia hanya mengenal satu kewarganegaraan...
Bukti lainnya adalah Kewarganegaraan istrinya yang masih warga negara Indonesia....seandainya dia memilih warga negara USA, sudah pasti sepaket dengan istrinya dan hal ini tidak terjadi, karena istrinya masih setia menjadi warga negara Indonesia....