(bagian ketiga dari "Sayap Kecil Darimu)
Gelisah.
Semakin lama menunggu, semakin aku tidak bisa menyembunyikan perasaan yang tidak menentu.
"Nun, kita ke kantin yuk! Aku lapar nih."suara Anin cukup mengejutkanku.Â
Aku tidak bisa berpikir lebih panjang selain mengikuti langkahnya.
Aku cukup mengenal rumah sakit tempat merawat Ardi ini. Beberapa teman mahasiswaku sering mengajakku kesini. Rumah sakit yang bertaraf internasional ini mempunyai banyak tempat makan di sekitarnya.Â
"Kita ke kantin saja ya Anin. Lokasinya dekat sini kok."aku memberi pilihan spontan.
"Oke. Yang penting kita ga boleh ikut sakit ya."Anin dengan cepat sepakat.
Antara aku dan Anin sebenarnya tidaklah terlalu akrab. Beberapa kali pertemuan dengan Anin , selalu ada Ardi. Ini adalah pertemuan empat mata pertamaku dengan Anin.Â
Kami duduk berhadapan di kantin dan tidak ada ide masing-masing membuka percakapan. Sampai kemudian pelayan kantin menghampiri kami.
"Sang a-rai kha(=Mau pesan apa)?" kata pelayan kantin dalam bahasa Thai. Meskipun Anin sudah lama disini, namun dia lebih suka menggunakan bahasa Inggris.Â