Beberapa jenis obat telah diketahui mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi kendaraan. Efek obat ini bisa menyebabkan gangguan konsentrasi, keseimbangan, kecepatan reaksi dan menurunkan kewaspadaan serta hal lain yang kemudian bisa berakibat timbulnya kecelakaan lalu lintas di jalan. Menurut penelitian Hetland dan Carr (2014), daftar obat-obatan tersebut antara lain:
- obat golongan barbiturat
- obat golongan benzodiazepin
- obat golongan trisiklik antidepresan
- obat golongan selektif serotonin reuptake inhibitor
- obat golongan analgesik opioid
- obat golongan Non-Steoroid Anti Inflamasi Drug (NSAID)
- obat golongan antiepilepsi
- obat golongan antipsikotik
- obat golongan antiparkinson
- obat golongan antihistamin
- obat golongan antihipoglikemi
Kemampuan obat mengganggu keterampilan seseorang dalam mengemudi tidak sama. Ada yang cuma sedikit berpengaruh, namun juga ada yang sudah terbukti berbahaya dan perlu dihindari. Contohnya golongan benzodiazepin (diazepam, alprazolam dan lain-lain) terbukti bisa berefek sedasi(efek obat yang menyebabkan kondisi sangat tenang hingga tertidur) sehingga mengurangi kewaspadaan. Selain itu juga menyebabkan pusing, penglihatan kabur/berbayang dan badan menjadi lemah. Demikian pula dengan golongan obat antidepresan trisiklik (amitriptilin, fluoksetin dan lainnya) berefek hampir sama. Sementara golongan antihistamin, perlu diwaspadai, selain efeknya juga menimbulkan kantuk terhadap pengemudi, juga karena obat ini biasanya terdapat di obat flu dan batuk yang dijual bebas tanpa resep.
Apa yang perlu Pengemudi ketahui terkait obat-obatan yang sedang dikonsumsi?
- Pengemudi harus tahu bahwa ada obat-obatan tertentu yang memiliki efek negatif terhadap kemampuan berkendara
- Pengemudi harus tahu jenis efek negatif obat-obatan yang dikonsumsi
- Pengemudi harus tahu faktor-faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas, termasuk karena obat-obatan
- Pengemudi harus tahu bahwa mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang akan berisiko besar terjadinya kecelakaan lalu lintas
- Pengemudi harus tahu bahwa alkohol juga mempengaruhi berkendara, apalagi dikonsumsi bersama obat
- Pengemudi harus tahu, semakin tinggi dosis obat yang dikonsumsi, maka risikonya semakin besar pada kemampuan berkendara
- Pengemudi harus tahu lebih banyak tentang obatnya sebelum berkendara
Apa yang harus Pengemudi lakukan terkait dengan obat-obatannya?
- Diskusikan pilihan terapi dengan dokter dan/atau apoteker
- Konsultasikan pilihan pengobatan yang diresepkan berkaitan dengan efek samping
- Informasikan dengan jelas kepada dokter dan/atau apoteker bahwa anda Pengemudi yang aktif
- Tanyakan tentang pengaturan minum obat selama berkendara
- Selalu aktif dalam proses terapi dengan mencatat dan memberikan informasi kepada dokter/apoteker tentang perubahan-perubahan fisik dan psikis setelah minum obat
Hal-hal penting dalam konsumsi obat selama mengemudi:
- Tanyakan pada dokter/apoteker tentang efek samping obat yang diberikan
- Bila membeli obat bebas tanpa resep, baca informasi yang terdapat pada leaflet di kemasan obat dengan jelas
- Hindari obat-obatan yang jelas berbahaya digunakan saat mengemudi
- Gunakan alat bantu pengingat, baik itu dirumah maupun dikendaraaan
- Bila memungkinkan, mintalah didampingi pengemudi lainnya yang tidak bermasalah dengan obat-obatan.
Mari tertib berlalu lintas dan patuhi aturan minum obat agar tetap sehat dan aman di jalan raya. Patient Safety for Safety Driving.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H