Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Latihan Mindfullness untuk Menghadapi Situasi Menantang dalam Menjalankan Peran sebagai Guru

25 Juli 2021   10:00 Diperbarui: 25 Juli 2021   10:08 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kondisi menantang yang pernah dirasakan seorang pendidik sebagai teladan yang akan digugu dan ditiru oleh peserta didik. Apa pun yang kita lakukan baik ucapan atau tindakkan akan menjadi cermin bagi mereka. Ada pepatah mengatakan "guru kencing berdiri, murid kencing berlari". Kondisi menantang ketika kita dihadapkan dengan keadaan yang harus memilih antara ketuntasan kurikulum dan tuntutan materi atau menjalankan proses pembelajaran sesuai rencana atau menghentikan dan merespon apa yang terjadi di kelas. 

Guru dihadapkan dengan penomena yang sering tidak sesuai dengan ekspektasi apa yang kita rancang dan tersurat dalam RPP. 

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang kita rancang dengan begitu ideal buyar seketika. Guru dihadapkan dengan kondisi anak yang indisipliner: berkata kasar, mengajak teman mengobrol di saat berlangsung pembelajaran, mengganggu teman yang sedang mengerjakan, jika ditanya sembarang menjawab dengan kata-kata yang dikeluarkan tidak layak baik sebagai anak maupun sebagai murid, datang terlambat dan membuat teman sekelas tidak nyaman belajar, anak yang kehadirannya sangat tidak diaharapkkan oleh teman yang lain. 

Jika diajak mengajak mengobrol malah menantang untuk dihukum. Mungkin itulah mengapa di beberapa sekolah sering terdengar berita terjadinya kekerasan di sekolah oleh beberapa oknum guru. 

Kita tidak bisa menyalahkan 100% guru tersebut karena bisa jadi beliau terpancing oleh kelakuan anak didiknya. Hanya sebagai guru yang berkompetensi kepribadian, pedagogic, profesional dan sosial harus mampu memainkan dan mengendalikan pola pikir dan pola tindak.  Itulah mengapa guru harus melek informasi dan ilmu pengetahuan.

Ketika kita sebagai guru dihadapkan dengan kejadian tersebut. Kita harus segera duduk dan menenangkan pikiran dengan menarik nafas dalam-dalam. Biarkan oksigen atau udara segar masuk, memenuhi ke seluruh tubuh, rasakan oksigen tersebut masuk ke kepala, ke dada, ke tangan kanan,  ke tangan kiri, ke perut , ke kaki kanan, ke kaki kiri. 

Udara tersebut akan menggantikan energy negative  yang ada di dalam tubuh. Jika dirasa cukup keluarkan perlahan melalui mulut. Pada saat kita mengeluarkan udara lewat mulut bayangkan bahwa kita sedang mengeluarkan energy negative, mengeluarkan emosi kita, mengeluarkan kekesalan kita dan mengeluarkan segala hal yang akan membuat kita tidak bisa berpikir tenang. 

Setelah beberapa saat kita melakukan tindakan spontan yang dilakukan secara sadar. Kita akan mampu membangun rasa  empati dalam diri, sadar apa yang sedang terjadi, kita sadar bahwa mereka dibesarkan dengan pola asuh, pola didik yang berbeda, lingkungan yang berbeda, sadar yang mereka lakukan bisa jadi bahwa itu karena ketidaktuan  mereka apakah itu sesuai, salah atau benar. 

Selanjutnya, kita bangun sebuah komunikasi yang akan menggali apa yang mereka pikirkan dan membangun situasi yang nyaman bagi mereka untuk mengeluarkan apa yang dirasakan, mengapa mereka melakukan hal itu, terbangun kesadaran bahwa ada orang yang peduli dan perhatian pada mereka. 

Pada akhirnya mereka akan sadar secara sendiri bahwa apa yang mereka ucapkan dan lakukan itu tidak sesuai dan harus segera diperbaiki. Membangun kesadaran pada anak akan pentingnya mengetahui kebaikan yang harus terbiasa dilakukan dan kesalahan yang harus secepatnya diperbaiki. 

Anak didik sadar untuk tidak sungkan mengucapkan kata-kata kunci yang membangun sebuah komunikasi dan interaksi humanis seperti maaf, permisi, terima kasih dan kata-kata positif lainya. Kata-kata sederhana yang akan menciptakan rasa saling menghargai, saling menghormati dan saling penuh kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun