Mohon tunggu...
Yudi Guntara
Yudi Guntara Mohon Tunggu... -

Sedang berjuang menimba ilmu di Universitas Negeri Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Indonesia, Mau Dibawa ke Mana?

30 April 2014   12:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia merupakan negara yang kaya. Kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Negara yang  "katanya" memiliki jutaaan potensi dari hasil bumi maupun pertanian sehingga dikenal dengan negara agraris, namun kenyataannya Indonesia masih  mengimpor beras dan kedelai dari negara lain.  Disisi SDM, Tercatat jumlah penduduk di Indonesia  sudah lebih dari 250 juta jiwa. Namun, permasalahan yang selalu menghantui bangsa ini ialah sumber daya manusia yang kualitasnya masih rendah. Sumber daya yang begitu melimpah seakan tak berarti apa-apa dan hanya menjadi sekedar wacana bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam. Dan akhirnya sekitar 7 juta jiwa menjadi pengangguran.

Jika ingin membangun bangsa, maka berdayakanlah anak bangsa. Saya rasa istilah ini dapat menjadi sebuah pandangan untuk membawa perubahan yang lebih indah untuk Indonesia. Di Indonesia, terdapat sekitar 40 juta jiwa yang merupakan termasuk golongan pemuda (15-24 tahun). Golongan yang kelak akan memimpin negara ini. Namun, apabila dilihat dari hasil karya (produk) anak bangsa Indonesia saat ini, Indonesia masih tertinggal dengan negara lain di Asia.

Salah satu cara agar produk atau karya anak di Indonesia dapat meningkat ialah melalui sistem pendidikan. Melalui pendidikan, anak di Indonesia sejak dini bisa diajarkan untuk lebih kreatif. Saya dengar, sekarang ini penanaman nilai creative entrepreneur sudah mulai diterapkan di PAUD. Walau terdengar sedikit agak berlebihan saya rasa hal ini merupakan salah satu tindakan positif untuk terus menumbuhkan jiwa kreatifitas. Pada akhirnya anak Indonesia bisa membuat inovasi-inovasi baru sehingga terciptalah produk-produk baru. (Alberts Enstein “ Creativity is more important than knowledge”.)

Tak hanya melalui pendidikan saja, kesempatan untuk mengembangkan kreatiftas anak pun harus dilakukan. Kesempatan ini bisa berupa event, pameran, maupun lomba yang bisa diselenggarakan dari tingkat sekolah, universitas, provinsi, hingga nasional. Kemudian, pemberian sokongan dana pun perlu jika ada seseorang yang membutuhkan untuk mengerjakan sebuah riset atau penelitian. Saya rasa, arah inovasi yang bagus untuk negara ini tentu inovasi yang bisa memanfaatkan sumber daya alam bangsa ini, yakni dibidang pertanian dan kelautan.

Dari uraian diatas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah perbaikan sistem pendidikan. Sistem pendidikan harus bisa menekankan pengembangan potensi kreatifitas seorang anak. Namun, tak lupa untuk tetap mendidik anak menjadi karakter yang baik dan memiliki tingkat intelegensi yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun