Mohon tunggu...
putrapena
putrapena Mohon Tunggu... theacher, penulis lepas, seniman, dai. Wiraswasta -

Hudhud

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pelipur lara

31 Agustus 2012   15:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:05 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika airmata tak mampu lagi menguras
ketika seluruh tubuh terkulai lemas
ketika akal fikiran mati seolah tak waras
ketika rasa lara semakin mengkeras
ku temukan sosok gerang yang mengulurkan tangan
kemarilah bersama kawan
melagu sendu gemericak air tuban
menangis, sesungguklah di pangkuan leman
leman nyanyikan lagu tuan nyoman
kuras habislah air mata kawan
kan leman abadikan di mangkok bertuliskan sang kawan

masihkah ingat masa kecil lalu
menarik layang sembari berlagu
berlagak tau, taunya suara sepatu
riang gembira di saat senang maupun duka
berjanji diatas batu tua
mengikat kita sekawanan elang yang kuat seperti singa

tenang, sabarlah
ketuklah
kita tak akan menyerah
sampai darah bersimbah
pelepah aren kuat dan renyah
menyanyi lagu penghibur ramah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun