Mohon tunggu...
putrapena
putrapena Mohon Tunggu... theacher, penulis lepas, seniman, dai. Wiraswasta -

Hudhud

Selanjutnya

Tutup

Catatan

I Love Pelajaran Bahasa Indonesia

1 September 2012   13:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:03 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sewaktu saya masih sekolah dasar negri leok. Nilai-nilai raporku selalu memuaskan untuk pelajaran bahasa indonesia. Saya tidak pernah menyangka kalau nilai pelajaran bahasa indonesia saya akan begitu memuaskan yaitu antara delapan sampai sembilan. Setiap kali saya akan mendapatkan rapor pasti saya sudah menebak duluan untuk pelajaran-pelajaran saya di SD. Yang sering nilai nilainya sesuai dengan prediksi saya terutama pelajaran bahasa indonesia yaitu antara sembilan dan delapan. Mungkin semua itu karena kegandrungan saya kepada bahasa indonesia. Saya di sekolahan memang terkenal ahli dalam bercerita dan berpuisi. Pernah puisi saya di muat di media, salah satu koran anak-anak. Semua itu karena berkat buguru bahasa indonesia kami yang kreatif dan penuh perhatian mengarahkan murid-muridnya untuk menjadi manusia yang kreatif. Karena penyeleksian tulisan-tulisan muridnya ahirnya tulisan saya yang paling bagus. Kemudian di muat di koran. Saya pun mendapatkan uang tips darinya, lumayan lima kali lipat uang jajan saya. Waktu itu saya kaget kenapa buguru saya sering mengasih uang kepada saya untuk di tabungkan di wali kelas.

Rasa penasaran menyelimuti hati saya mengapa ibu guru sering mengasih uang dan mengatakan pesan untuk terus giat dalam mempelajari bahasa indonesia. Rasa penasaran itu memberanikan saya untuk bertanya. Tadinya bu guru bungkam, namun karena desakan dan kekeritisan saya ahirnya bu guru menyerah dan mengungkapkan semuanya bahwa tulisan-tulisan saya telah di jual ke beberapa media. Saya sebagai muri yg belum tahu apa apa saya hanya mengiyakan saja dan terserah buguru mau apakan tulisan-tulisan saya, yang penting saya sering mendaqatkan uang. Mungkin semua itu buguru saya sedang mengajarkan pelajaran yg tidak ada di sekolah dengan dasar pelajaran sekolah. Sungguh senangnya hati saya.

Setelah buguru mengatakan yang sebenarnya saya menjadi tambah semangat untuk terus belajar kepadanya terutama pelajaran bahasa indonesia, bagaimana cara membuat cerita yang baik, puisi yang baik dan semua yang ada di pelajaran bahasa indonesia. Dan cinta saya terhadap pelajaran bahasa indonesia telah telah tumbuh kembang di SD. Semua itu berkat bu indon, guru bahasa indonesia kami. Apalagi setelah kejadian itu saya seolah olah tidak mau ketinggalan barang sedikitpun dari pelajaran bahasa indonesia.

Andai kata setiap guru seperti guru bahasa indonesia bisa mengarahkan murid-muridnya ke arah yang lebih mengacu pada kehidupan setelah lulus pasti murid-muridnya akan berhasil menaklukan kegersangan hidup akibat mata pelajaran yang kaku dan monoton. I LOVE PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun