Ada di sudut belokan yang tiap hari mereka melewati. Di depannya ada kursi panjang dari kayu. Mendudukinya bukan hobi tapi rindu. Menatapi kekosongannya adalah sendu. Kursi yang menjadi saksi sahabatku yang berbagi gundah, berbagi resah dalam kedukaan dan kebingungan.
Suatu kali aku pernah duduk bersamanya. Dia yang bercerita hingga ujung matanya bersimbah air mata. Menggumamkan kegeramannya. Inginnya untuk menyatakan tidak. Tapi juga kebisuannya dalam rasa tega yang tidak pernah dimiliki. Â
Kursi panjang yang membuat kita tertawa tiap guru langka itu melewati kita yang sedang berdesak desakan canda. Guru yang suka  manyun tiap digoda, galak yang tak pernah menjadi galak buat kita,  tapi selalu di ingat tak pernah terlupa.Â
Kursi panjang yang kini lapuk termakan usia, tapi tak pernah lapuk dalam ingatan mereka.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI