Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Doa Yang Terbuang

16 Mei 2019   23:37 Diperbarui: 17 Mei 2019   08:31 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak berharap Dia datang. Meski sakit bukan kepalang. Diri sedang malang. Aku bertahan merasa menang. Tapi penahan sakit ini tunggang langgang. 

Doa doa apa. Aku tak butuh doa. Tuhan sering lupa. Aku marah Tuhan tak nampak maha kuasa. 

Aku marah, aku susah, aku gelisah dan bertudung resah

Apakah Tuhan Maha Sabar mendapati aku yang ahli makar?

Aku makhluk dari tembikar, mudah retak, mudah terbakar. 

Aku bingung. 

Ku buang doa, ku Lirik kaca. Dimana doa kini berada. Doa doa, ku rindui mu di antara ucap dan air mata untuk Tuhan yang Paripurna. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun