Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Doa Anugerah

16 Mei 2019   21:19 Diperbarui: 17 Mei 2019   13:50 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku menyebut doa sebagai anugerah.
Pada Tuhanku yang memberiku pasrah.
Untuk manusianya yang selalu gundah.
Permohonan agar terijabah. 

Aku dan doa doaku yang tak pernah berhenti.
Menunggu hari demi hari. Menemani waktu yang kelak berhenti.
Berharap suatu masa mampu meresapi.
Yang pupus yang berganti. Yang patah menyatu kembali. 

Dosa dosa yang tak lelah. Acap hadir saat payah. Khilaf yang resah.
Doa tak lelah. Doa tak payah. Tuhanku tak pernah ingkar janji.
Meski manusia suka mengingkari.
Tuhanku dan doanya tak susah, pada yang berserah, terijabah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun