Tak kan ada khilaf.Â
Karna aku hanya patik yang tak tahu malu. Serupa serpihan kaca yang berharap menjadi cermin sang putri. Kelewat jauh jarak yang menyekat.Â
Meski, terbersit ingin suatu waktu khilaf bertamu, kamu menyungging senyum termanis sambil duduk menunggu di beranda depan rumahmu.Â
Meski mimpi, ku tak mau bangun lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!