Puspita diambil dari bahasa sansekerta yang berarti bunga, perlambang keindahan dan identik dengan perempuan. Tapi ini beda, puspita kali ini adalah kendaraan boks beroda tiga yang didalamnya berisi tatakan rak yang berisi buku. Lebih tidak perempuan lagi, yang mengelolanya semuanya lelaki tidak terlihat wujud perempuannya.Â
Puspita merupakan produk kreatifitas dari Dinas Perpustakaan Kota Yogyakarta. Kelahirannya bertujuan untuk menyentuh tiap lapisan masyarakat di tiap sudut kota yang sempit.Â
Hal ini dimungkinkan karena ukurannya yang kompak dan beroda tiga sehingga dapat dengan mudah melalui jalan yang ukurannya relatif sempit.Â
Layanan ini diberi nama layanan perpustakaan keliling yang terjadwal untuk berkunjung ditempat tempat yang sudah melakukan kerjasama dengan perpustakaan kota.Â
Layanan ini menganulir pendapat bahwa perpustakaan adalah layanan pasif yang menunggu untuk didatangi. Buku yang mendatangi pembaca, buku yang diiklankan dan buku yang dihidangkan lebih deket untuk dibaca.Â
Tentunya ini juga merupakan promosi untuk mengenalkan perpustakaan kota yang  lebih lengkap koleksinya.Â
Pagi tadi, Jumat 12 April 2019 saya berkesempatan melihat langsung si Cantik Puspita, motor ini berdiam cukup lama dilapangan upacara SMP Negeri 7 Yogyakarta, sekira 3 jam parkir dibawah pohon yang rindang.Â
Menurut ibu Sri Hartini, beliau adalah guru bahasa Indonesia sekaligus salah satu pengelola perpustakaan sekolah menyampaikan bahwa hadirnya Puspita sudah terjalin selama 1 tahun lebih.Â
Kehadirannya terjadi setelah dilaksanakan MOU yang berisi kerjasama antara sekolah dan perpustakaan kota.Â
Layanan yang bermanfaat ini memang masih menyisakan kekurangan yang perlu menjadi pemikiran. Layanan puspita hanya untuk membaca buku ditempat saja, tidak melayani peminjaman buku dibawa pulang.Â