Yang kurasa saat melihatmu, aku sulit lepas. Mataku terpaku, senyummu mematri. Dan matamu itu, ah binarnya kenapa selalu menggodaku. Membikin sulit tuk sekedar beralih.Â
Terlalu banyak kiasan, tapi begini rumitnya buat ku. Ku hapus saja tiap jengkal ingatan itu. Menyiksa!
Ditiap jeda yang kau putuskan, aku sudah pasrah, sulit. Entah tiba tiba kamu datang diwaktu yang tak terduga. Hadir. Membuka mata. Hangat. Lalu pergi. Celaka, aku terbiasa.Â
Aku, getir, dan tetap saja menunggu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H