Mohon tunggu...
Yudi Husen
Yudi Husen Mohon Tunggu... profesional -

Saya adalah saya, bukan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Separatis Aceh Lindungi Perusahaan Migas Asing, Warga Jadi Korban

28 April 2012   04:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:01 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk melanjutkan tahapan survey migas PT Quest Geophysical Asia sub kontraktor Zaratex NV yang bekerja di Bireuen dan Aceh Utara gelar sosialisasi seismic 2D blok Sawang Matang Lada di meunasah Blang Reulieng Kecamatan Sawang, Aceh Utara, Senin 23 April 2012. Dalam sosialisasi yang dihadiri pemilik tanah dari empat Gampong, diantaranya Blang Reulieng, Punteuet, Meunasah Pulo, dan Teupin Reusep Kecamatan Sawang. Tak ketinggalan perangkat Gampong, Mukim dan unsur Muspika. Pihak Zaratex melalui kaki tangannya PT Quest menjelaskan soal tahapan survey seismic 2D, dan mekanisme pemberian kompensasi kerugian kerusakan tanaman akibat survey akan dibayar 15 hari setelah survey selesai dilakukan.

Namun, masyarakat tidak menerima cara kerja pemberian kompensasi perusahaan migas itu ketika selesai survey, pasalnya pemilik tanah menilai perusahaan migas tidak dapat dipercaya, mereka mencontohkan dengan beberapa perusahaan migas yang telah bekerja di Aceh diantaranya trienggle, medcho blok A, PT Arun yang belum memberi pemukiman baru untuk warga dari tahun 1974 dan segudang masalah dengan warga. Husen [65] salah satu warga Blang Reulieng dalam pertemuan itu mengungkapkan perusahaan migas tidak dapat dipercaya termasuk Zaratex NV dan kaki tangannya, mereka hanya mementingkan keuntungan semata “lihat saja apa yang dijelaskan selalu yang baik - baik mengenai survey, coba lihat pernah tidak mereka menjelaskan efek negatif seismic terhadap kerusakan atau pergeseran struktur tanah dan dampak beberapa tahun yang akan datang,” kritiknya saat sesi tanya jawab.
Pemuda Gampong itu juga menambahkan soal mekanisme pemberian kompensasi kerusakan tanaman akibat survey seismic agar menguntungkan pemilik tanah, dengan melakukan dua tahapan. Dia menjelaskan, “setelah dilakukan tahapan survey seismic 2D fase topografi lansung dilakukan pendataan tanaman yang kemungkinan besar akan rusak saat rintis dan drilling itu lansung diberi kompensasi sementara dan tahap kedua, lima belas hari setelah selesai recording,” tawar seorang pemuda Gampong Blang Reulieng yang diamini oleh seluruh peserta sosialisasi dari keempat gampong itu. Pemuda Gampong Blang Reulieng yang tidak mau namanya disebut itu berupaya menjelaskan kepada warga agar tidak memberi izin tanahnya disurvey sebelum diberi kompensasi, bahkan dia mengatakan agar warga jangan pernah mau ditipu oleh mekanisme pemberian kompensasi Zaratex NV.
“bek neupateh awak nyan, nyan tanoh ma neuh keubah, ken atra Hindia Beulanda nyan, jadi bek jih boeh ato, han kaya neuh meunyoe idong pabrek gas hinoe di Aceh, ken na ijak bi keu ma droeneh” tegasnya dengan nada tinggi. Belum selesai pemuda itu berargumen lansung dipotong begitu saja oleh Wan Marinir eks kombatan GAM yang bekerja untuk Zaratex itu dengan kalimat “bek kajak peumumang masyarakat, eunteuk tapeugah haba dua teuh dilua,” potong Wan Marinir menantang pemuda tersebut tanpa memperdulikan etika berbicara didepan umum. Takut suara pemuda tersebut mempengaruhi warga agar tidak menyerahkan tanah leluhurnya, beberapa pejabat survey migas berlomba-lomba menarik simpati warga dengan meyakinkan akan keberhasilan survey migas ini bila kelak berjalan sembari memberi contoh bantuan yang pernah diberikan oleh perusahaan bonafit yang berada diperut bumi Aceh Utara – Lhokseumawe.
Muktarimin, Humas Quest Geophsycal Asia menjelaskan tentang tidak ada kemungkinan survey seismic error, “kemungkinan itu sangat tipis” ungkapnya. Dia juga menjelaskan seandai gas ditemukan di sawang maka warga dan anak cucunya akan sejahtera karena bakal bekerja disana. “lage Exxon Mobil ibi bantuan rata meulasah dan masyarakat yang na ijazah SMA wate nyan ibi keurija, contoh laen neukalon mesjid Krukueh, aleu mesjid mantong ineuk peugot 1,5 milyar ibi le Asean Aceh Fertilizer” olah Tarimin mengada-ada. Kilmin Juanda, wali kontrol Perusahaan Zaratex NV juga angkat bicara, dia berusaha meyakinkan masyarakat agar memberi izin untuk dilakukan survey dikebun warga, dia juga mengatakan dengan adanya perusahaan migas pemerintah Aceh bakal mendapat keuntungan besar dibandingkan pemerintah pusat "perusahaan hanya mengambil sedikit" katanya meyakinkan warga. Karena situasi sangat tidak menguntungkan pihak Zaratex, mereka lansung menutup acara sosialisasi dengan do’a dan diakhiri dengan pemberian transportasi sebesar 30.000 untuk pemilik tanah, 50.000 untuk Komite Peralihan Aceh [KPA] begitu juga untuk keempat perangkat Gampong itu. Zaratex NV perusahaan survey migas di Aceh merekrut eks GAM sbg keamanan utk menakuti masyarakat biar misinya berjalan lancar, hal tersebut seperti yg terjadi di Sawang, Si Wan Marinir, Si Payang dkk pd program survey seismic 2D yg sdg dijalankan oleh subkon Quest. Tanah warga dikompensasi ditahap akhir shgg persoalan yg ditimbulkan oleh survey tidak terselesaikan dan warga yg rugi. Eks sparatis Aceh yg katanya dulu berjuang demi rakyat sekarang berpihak pada perusahaan asing bahkan mengancam keselamatan warga. Gerakan sparatis Aceh tidak lagi sinkron dgn hasil runding dimeja judi Helsinki, mimpi 70/30% tidak jelas, malah eks sparatis GAM sendiri yg memasukkan dan membela perusahaan migas asing. Melalui partai lokal, Diktator mayoritas tidak itu pernah bicara soal masalah dibawah selain MoU yg memuluskannya ke kursi kekuasaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun