Dinasti Fathimiyyah adalah sebuah dinasti yang berkuasa di Mesir pada abad ke-10 sampai ke-12 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh seorang imam Syi'ah bernama Muhammad ibn Ali ibn Muhammad al-Fathimi pada tahun 909 Masehi. Ia mengklaim bahwa dirinya adalah imam yang diangkat oleh Allah untuk memimpin umat Islam.
Dinasti Fathimiyyah berhasil mengambil alih kekuasaan dari dinasti Tulunid dan menjadi salah satu kekuatan terkuat di Timur Tengah pada masanya. Kekuasaan dinasti ini meliputi wilayah di Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon, dan Palestina. Dinasti ini juga terkenal karena keberhasilan dalam mempromosikan agama Islam dan membangun banyak masjid, madrasah, dan kota-kota baru.
Namun, kehancuran dinasti Fathimiyyah terjadi pada tahun 1171 Masehi, setelah Salahuddin Al Ayyubi mengambil alih kekuasaan di Mesir. Salahuddin adalah seorang pemimpin yang terkenal karena keberhasilan dalam memimpin perang melawan tentara Salib dan mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan umat Islam. Setelah mengambil alih kekuasaan di Mesir, Salahuddin membubarkan dinasti Fathimiyyah dan menyatukan kembali wilayah-wilayah yang telah terpecah-pecah menjadi satu kekuasaan.
Kehancuran dinasti Fathimiyyah merupakan akhir dari periode kejayaan yang panjang bagi umat Islam di Timur Tengah. Namun, kehancuran ini juga merupakan awal dari periode baru yang lebih stabil dan damai, karena Salahuddin berhasil menyatukan wilayah-wilayah yang terpecah-pecah menjadi satu kekuasaan yang lebih solid dan terorganisir.
Setelah kehancuran dinasti Fathimiyyah, Salahuddin Al Ayyubi dan keluarganya mendirikan dinasti Ayyubid yang berkuasa di Mesir sampai tahun 1250 Masehi. Dinasti Ayyubid terkenal karena keberhasilan dalam mengelola wilayah yang luas di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta keberhasilan dalam mempertahankan kekuasaannya dari serangan tentara Salib.
Selain itu, dinasti Ayyubid juga dikenal karena keberhasilan dalam membangun banyak masjid, madrasah, dan kota-kota baru di wilayah yang dikuasainya. Dinasti ini juga terkenal karena keberhasilan dalam mengelola keuangan negara dengan baik, yang memungkinkan mereka untuk membangun banyak proyek pembangunan yang berguna bagi masyarakat.
Namun, pada tahun 1250 Masehi, dinasti Ayyubid juga mengalami kehancuran setelah tentara Mongol menyerang dan menguasai wilayah Timur Tengah. Tentara Mongol berhasil mengalahkan kekuatan militer Ayyubid dan mengambil alih kekuasaan di wilayah tersebut, membubarkan dinasti Ayyubid dan menyatukan kembali wilayah-wilayah yang telah terpecah-pecah menjadi satu kekuasaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H