Mohon tunggu...
Yudho Sa
Yudho Sa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo saya yudho sahrul amran kelahiran 2004 asal pemalang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi dalam Beragama

27 Desember 2023   12:30 Diperbarui: 27 Desember 2023   12:37 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Belakangan ini, agama adalah sebuah nama yang terkesan membuat gentar, menakutkan, dan mencemaskan. Agama di tangan para pemeluknya sering tampil dengan wajah kekerasan.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia oleh W.1. S. Poerwodaminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didazari oleh keyakinan berdasarkan norma norma yang ada di masyarakat dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya, serta benar benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-masing.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, toleransi berasal dari kata "toleran" (inggris: nolerance: Arab: lettomu) yang berarti batas ukur untuk penambahan atau penguranganyang masih diperbolehkan. Secaraetimolog. toleransi adalah kesabaran, ketahanan emosional, dan kelapangan dada.

Sedangkan menurut istilah (terminology), toleransi yaitu bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendopat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

Jadi, sikap toleransi beragama adalah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau sistem keyakinan dan ibadah penganut agama-agama lain.

Konsep dari toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, wamakuit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Bagimanusia, sudah selayaknya untuk mengikuti petunjuk Tuhan dalam menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Karena Tuhan senantiasa mengingatkan kita akan keragaman manusia, baik dilihat dari sisi agama, suku, warna kulit, adat-istiadat, dan sebagainya.

Toleransi dalam beragama bukan berarti kita hari ini boleh bebas menganut agama tertentu dan esok hari kita menganut agama yang lain atau dengan bebasnya mengikuti ibadah dan ritualitas semua agama tanpa adanya peraturan yang mengikat. Akan tetapi, toleransi beragama harus dipahami sebagai bentuk pengakuan kita akan adanya agama-agama lain selain agama kita dengan segala bentuk sistem, dan tata cara peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama masing-masing

BAB II
PEMBAHASAN

A.Paradigma toleransi: Inklisivisme, Pluralisme dan Multikultralisme
Rasulullah saw bersabda, "Agama yang paling dicintai Allah adalah ajaran yang lurus dan toleran." (H.R. Ibnu Abi Syaybah dan Bukhari). Hadis ini merupakan salah satu hadis Nabi yang secara eksplisit menjelaskan posisi toleransi dalam Islam. Disebutkan, bahwa toleransi merupakan fundamen dan esensi Islam. Seluruh umat manusia, terutama umat Islam menghendaki agar pihaknya menjadi kelompok yang dicintai Tuhan. Maka, Tuhan secara cepat memberikan jawaban agar toleransi dijadikan sebagai bagian utama dalam kebera gamaan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun