[caption id="attachment_101084" align="alignleft" width="212" caption="Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â design by dodesain@2010Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â publish by: cengloe "][/caption]
Tahun demi tahun, ruang bermain bagi anak-anak semakin sedikit saja. Tanah lapang sudah ditanami beton, sawah disulap menjadi rumah, kali tak lagi bersih dan yang tersisa hanya jalan sempit, berjejal dengan tembok-tembok tinggi. Pohon tempat biasa anak-anak bersendau gurau pun sudah berganti dengan tiang listrik dan telefon yang juluran kabel sering kali menjerat layang-layang.
Anak-anak pada akhirnya lebih banyak menghabiskan waktunya didalam ruang. Dengan minim sentuhan alam, tak lagi sepoi angin membelai, sengat hangat mentari, atau nyanyian alam yang syahdu. Semua terganti oleh AC, kipas angin dan nuansa-nuansa lain buatan tangan manusia, yang tentu tak sebanding dengan karya Tuhan.
Kalaupun ingin menikmati apa yang ada di tahun-tahun lampau, semua itu tak murah. Menjadi mahal karena anak-anak harus mengeluarkan sejumlah [besar] uang [duitnya ortu sih sebenernya] untuk bisa menikmati hal-hal tersebut.
Seperti yang terlihat di televisi, saat ini sedang marak pengadaan tempat wisata alam. Ada yang menyajikan wahana outbound, jalan-jalan [tracking] atau hanya sekedar bermain disawah bersama kerbau. Dan semua itu jelaslah berbayar. Pengunjung terbesar dari tempat-tempat tersebut adalah anak-anak kota besar.
Menjadi heran dan merasa prihatin kondisi seperti ituh, hanya untuk bermain disawah saja harus mengeluarkan sejumlah uang. Tidak gratis!! Kapan lagi anak-anak bisa bermain bebas, ceria, dan tentu menjadikannya sehat tanpa harus bingung mengeluarkan sejumlah uang untuk menikmatinya? mungkin bagi yang berlebih tak menjadi soal, namun bagi yang tidak?
Kembalikan tempat bermain kami.. Carikan tempat bermain Gratis.. agar anak miskin [tak lagi] dilarang bermain....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H