Mohon tunggu...
Yudhistira Putra
Yudhistira Putra Mohon Tunggu... -

ya sudahlah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Terakhir, Yang Enak

11 Maret 2015   14:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:49 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbiasa untuk menyisakan makanan mungkin sudah menjadi kebiasaan diriku. Tetapi bukan membuang makanan, hanya menyisakan sesuatu yang paling enak untuk terakhir dimakan. Pertama yang dimakan tentunya yang paling tidak disukai atau bahkan tidak jarang yang paling tidak enak dimakan duluan. Biasanya yang paling enak dan saya sukai itu saya sisihkan, bukan apa-apa sih hanya suatu usaha untuk menikmati makanan dengan caraku saja.

Biasanya hal yang baik dan paling “enak” itu diinginkan diawal dirasakan. Maka tak jarang banyak orang ngeluh diawal karena tidak mendapatkan yang “enak” dari awal. Mungkin diriku ini sedikit aneh ya? Tapi itulah caraku untuk menikmati.

Suatu saat seorang temanku bertanya kepadaku, “kok itu makanan disisain? Gak enak ya?” dengan tertawa saya menjawab, “justru itu yang paling enak.” Temanku tertawa dan baru mengerti ternyata caraku menikmati makanan seperti itu.
Itu hanya makan memakan, tapi bagaimana kalau kita melihat hidup ini dengan cara demikian? Kembali itu caraku menikmati. Terkadang hidup yang kita jalani ini tidak se-ideal para motivator-motivator. Hidup ini ada yang kita suka ada juga yang tidak kita suka, yang enak dan yang tidak enak. Keinginan hati sih menyisihkan yang enak terakhir tapi harus siap merasakan yang tak enak diawal.

Perlu untuk kita menikmati yang sulit itu karena dengan itu kita terbentuk menjadi orang yang tangguh. Banyak orang suka jalan pintas dan melupakan proses. Banyak orang juga hanya ingin menikmati hal yang enak dan nyaman terus tetapi tidak mau menikmati yang sulitnya.
Permasalahan ini, permasalahan itu, kisah ini dan kisah itu terus berganti. Tapi apa yang kita lakukan saat menghadapinya? Kalau saya, makan terlebih dahulu yang tidak enak diawal, biar bisa menikmati yang enak diakhir. Hidup itu harus ada perjuangan, hidup itu harus ada harga yang harus dibayar. Seorang guruku mengatakan hidup itu tentang menghadapi gunung-gunung. Apakah kamu seorang yang saat melihat puncak gunung lalu berpikir tidak mampu? Itulah seorang losser. Apakah kamu seorang yang saat melihat puncak gunung, ingin mendakinya dan saat lembah pertama dilalu lalu lembah kedua dilalui menemukan tempat yang indah lalu kamu lupa dengan puncak gunung itu karena kamu melihat ada hal yang lebih indah dan kamu diam disitu? Itulah seorang camper. Apakah kamu seorang yang berusaha sampai ke puncak gunung lalu setelah sampai puncak kamu turun lagi? Itulah seorang climber. Atau apakah kamu orang yang terakhir saat kamu telah dipuncak gunung lalu kamu melihat ada hamparan yang lain disamping gunung itu dan kamu berjuang untuk turun ke hamparan dibalik itu? Itulah seorang winner. Seorang Pemenang adalah orang yang mau menerima pahit-pahitnya hidup dan tidak mundur sebelum bertanding sampai pada akhirnya dia bisa menikmati yang enak itu.

Yang terakhir itu enak, tapi kita harus mau menikmati yang tidak enak itu diawal. Berkali-kali jatuh cinta, berkali-kali juga putus cinta itu biasa. Karena yang terakhir itu yang paling enak. Ya itu sih caraku menikmati!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun