Bismillahirrahmanirrahim.
Tanpa terasa sudah 3 bulan sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan akhir dari pandemi Covid-19. Selama 3 tahun lebih kita tidak ke mana-mana, hanya mengurung diri di rumah demi menghindarkan diri dan keluarga dari virus jahat yang mematikan ini. Di Indonesia, dari 6,8 juta orang yang pernah terkena Covid, 6,6 juta di antaranya berhasil sembuh, sedangkan 161.000+ orang meninggal dunia, dan sedihnya termasuk paman saya di Tangerang pada tahun 2021 lalu.
Selama pandemi Covid inilah kita mengenal istilah WFH (work from home; kerja dari rumah). Orang tidak pergi ke kantor selama pandemi, jadi mereka tidak menggunakan mobil atau motor. Akibatnya, udara terasa begitu bersih dan segar. Namun setelah pandemi dinyatakan selesai, orang-orang sudah bekerja kantoran lagi naik mobil atau motor.
Apa akibatnya? Knalpot kendaraan bermotor mencemari udara dengan asap. Asap knalpot berwarna hitam karena sistem karburator yang terganggu dikarenakan adanya kotoran pada komponen-komponen ruang bakar mesin mobil. Belum lagi yang bekerja di pabrik. Pabrik mencemari udara dengan asap.
Sebab lain adalah orang yang masih membiasakan membakar sampah. Asap bakaran sampah dapat mencemari udara yang dapat memicu gangguan pernapasan seperti asma, ISPA, dan kanker paru-paru. Selain itu, pencemaran udara juga bisa berakhir pada berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia.
Membakar sampah juga dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Asap kebakaran hutan dapat mencemari udara yang tidak hanya memengaruhi manusia tetapi juga burung-burung yang terbang dan bernyanyi.
Cara mencegah polusi udara:
1. Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor pribadi. Perbanyaklah penggunaan sepeda yang lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan knalpot sehingga tidak mencemari udara.
2. Tidak membakar sampah. Sampah harus dibuang di tempatnya dan jangan dibakar.
3. Membuat taman di halaman rumah. Tanaman yang kita tanam adalah paru-paru dunia karena menghasilkan oksigen untuk penyegar udara dan estetika rumah. Tanaman rumah penghasil oksigen terbanyak antara lain sirih gading, krisan, lidah mertua, dll.
4. Berjalan kaki. Dengan berjalan kaki dan mengurangi naik kendaraan pribadi, kita menjaga lingkungan dan melindunginya dari polusi udara. Seperti saya sekarang, membiasakan berjalan kaki setiap Senin, Rabu, dan Sabtu.
5. Menerapkan 3R dalam pengolahan sampah. Ada berbagai macam sampah, yang dapat didaur ulang dan yang tidak dapat didaur ulang. Kita dapat mengurangi penggunaan sampah tertentu, menggunakan kembali sampah yang masih dapat dipakai, atau mendaur ulang sampah menurut jenisnya.
Dengan demikian, tanpa polusi udara, dunia terasa begitu bersih dan segar.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H