Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Resensi Film "Ketika Berhenti di Sini", Proses Belajar Mengikhlaskan Orang yang Dicintai

16 Agustus 2023   19:32 Diperbarui: 16 Agustus 2023   19:35 2047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film "Ketika Berhenti di Sini". (sumber: IMDb)

Bismillahirrahmanirrahim.

Seperti biasa, karena bosan di rumah, saya kembali menonton film di bioskop XXI BTC (yang sekarang sudah berganti nama jadi d'Botanica), Bandung. Sudah lama saya tidak menonton film Indonesia, jadi saya memutuskan untuk menonton film berjudul "Ketika Berhenti di Sini". Film ini diproduksi oleh Sinemaku Pictures dan disutradarai oleh Umay Shahab, bekas penyanyi cilik yang sekarang menjadi aktor sekaligus sutradara setelah dewasa. Usianya kini 22 tahun.

Begini ceritanya. Anindita Semesta (Prilly Latuconsina) adalah seorang desainer grafis yang ambisius, namun memiliki rasa takut akan kegagalan. Dia sama seperti orang pada umumnya, yang memiliki sahabat bernama Awan (Sal Priadi) dan Untari (Lutesha) serta pacar bernama Ifan (Refal Hady).

Suatu hari, ketika iPad-nya rusak, Dita membawanya ke tukang reparasi kenalannya, Bang Ijul (Satrya Ghozali). Di tempat itu dia bertemu dengan seorang arsitek muda bernama Edison "Ed" Kartasasmita (Bryan Domani). Mereka bersahabat dan sering pergi ke mana-mana berdua. Bagi Dita, Ed tidak lain hanyalah seorang pria muda ber-IQ 162, yang sudah kuliah pada usia 16, dan pada usia 19 sudah punya firma arsitektur sendiri.

Dita dan Ed jauh berbeda secara kepribadian. Dita yang sedang berjuang meraih impiannya, sering merasa insecure, dan tidak percaya diri, sedangkan Ed yang sudah mapan dengan firma arsitekturnya. Walaupun begitu, keduanya tetap akrab.

Ed sangat menyukai teka-teki. Dia meminta Dita untuk menyelesaikan teka-teki darinya. Teka-teki tersebut Dita selesaikan dengan mudah. Namun siapa sangka, setelah empat tahun bersahabat, Ed menerima firasat bahwa dirinya akan mati. Walaupun Dita sering menuntut Ed, Ed tetap sabar melayaninya. Hingga suatu saat firasat tersebut menjadi kenyataan setelah Ed mengalami kecelakaan mobil maut.

Seminggu sebelum meninggal, rupanya Ed menghadiahkan sang oma (Widyawati Sophiaan) pasel seribu keping. Ed kemudian menitipkan jawaban teka-teki terakhirnya untuk Dita kepada omanya.

Bertahun-tahun berlalu. Dita sudah menjadi desainer grafis profesional yang cantik jelita. Namun, kehadiran Ed baginya tidaklah tergantikan. Dia masih bersahabat dengan Awan dan Untari serta berpacaran dengan Ifan, namun dia belum bisa mengikhlaskan kepergian Ed. Seperti ayahnya (Indra Brasco), Haikal Budiyanto, yang meninggal 8 tahun lalu karena kanker paru-paru.

Hingga suatu hari, Bang Ijul memberikan hadiah kacamata untuk Dita. Kacamata itu bukan kacamata biasa - kacamata itu bisa menghadirkan orang tercinta yang sudah tiada dalam bentuk AR (augmented reality). Bang Ijul memperbolehkan Dita menggunakan kacamata tersebut, dengan syarat: akal sehatnya harus digunakan, agar mentalnya tidak terganggu.

Hari berganti hari. Dita kembali merasakan kehadiran Ed di sisinya, kendati dalam bentuk AR. Sampai dia lupa waktu, lupa makan, dan juga lupa sahabat-sahabatnya serta lupa Ifan juga. Hingga ketika Dita berkunjung ke rumah Ed untuk takziyah, oma Ed memberi pesan pada Dita untuk belajar mengikhlaskan orang yang dicintai. Sosok AR tidak akan mengembalikan Ed ke kehidupan Dita bagaimana pun juga.

Pada akhirnya, Dita mengikhlaskan kepergian Ed dengan cara menghapus data dalam kacamata pemberian Bang Ijul. Ketika ziarah ke makam sang ayah, Dita dilamar Ifan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun