Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Melamar Kerja Itu Seperti Audisi Menyanyi

29 April 2023   21:21 Diperbarui: 29 April 2023   21:26 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Sebagai lulusan Universitas Widyatama Bandung dengan gelar D4 (diploma 4) di bidang Desain Grafis, sekarang saya sedang berjuang mencari kantor atau tempat kerja yang dapat menjadi sarang saya mengasah apa yang diajarkan oleh dosen di kampus dulu. Karena jujur saja, saya sudah bosan tinggal di rumah, kesepian, tanpa pekerjaan dan penghasilan yang tetap. Saya ingin kerja kantoran agar penghasilan dapat, teman juga dapat.

Tentunya melamar kerja itu tidak mudah dan tidak langsung mendapat panggilan.

Proses lamaran kerja:
1. Perusahaan membuka lowongan kerja di bidang tertentu
2. Kita mengumpulkan berkas melalui email
3. Kita menunggu 2-3 pekan untuk mendapat respons dari perusahaan tempat kita melamar kerja
4. Jika lamaran diterima, kita wawancara
5. Setelah wawancara, kita disuruh menunggu maksimal 2 pekan untuk mengetahui hasil wawancara
6. Jika diterima, kita siap bekerja di kantor tersebut

Anggaplah melamar kerja itu seperti mengikuti audisi menyanyi. Kota tempat tinggal kita membuka audisi lomba menyanyi skala besar seperti Indonesian Idol atau X Factor Indonesia. Perusahaan tempat kita melamar kerja, kita ibaratkan kota yang membuka audisi lomba menyanyi tersebut.

Lalu kita menyanyi, lalu kita menerima masukan dari juri yang menguji kita. Jika hasil audisi kita diterima, kita berangkat ke Jakarta untuk mengikuti audisi lebih lanjut. Anggap saja wawancara kerja itu babak eliminasi. Wawancara diterima = kita lolos dari eliminasi dan masuk ke showcase.

Apakah kita lolos atau tersingkir di babak selanjutnya, itu menjadi tolak ukur kita siap berkarya. Karena tujuan Indonesian Idol atau X Factor diadakan adalah untuk jadi penyanyi atau musisi. Yang dilahirkan musisi apa? Karya. Pun halnya jika kita melamar jadi desainer. Yang dilahirkan desainer apa? Karya. Desainer grafis kerjanya mencari solusi dari masalah terentu dari sudut pandang ilmu komunikasi. Ada komunikator, ada komunikan. Seperti penyanyi yang berkomunikasi dengan penonton.

Itu saja.
Semoga hari Anda menyenangkan.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun