Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Melamar Kerja ke Luar Kota, Bolehkah? Kenali Pro dan Kontranya

20 Januari 2023   19:18 Diperbarui: 20 Januari 2023   19:44 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillahirrahmanirrahim.

Setelah lulus kuliah, pastinya kita mencari pekerjaan. Pekerjaan yang dapat menunjang dengan kemampuan yang kita pelajari dan asah saat kita kuliah dulu. Misalnya, mahasiswa lulusan manajemen akan mencari kerja sebagai manajer. Mahasiswa lulusan desain komunikasi visual (DKV) seperti saya akan mencari kerja sebagai editor video, desainer grafis, ilustrator, atau ada yang bekerja freelance. Dan sebagainya.

Saat ini saya sedang melamar kerja ke beberapa perusahaan di kota tinggal saya, Bandung. Namun, untuk menantang diri, saya juga mempertimbangkan mencari kerja di kota metropolitan, Jakarta, karena di situlah tempatnya sejumlah perusahaan besar dari berbagai bidang berada, termasuk salah satunya, desain.

Sebenarnya bolehkah melamar kerja ke luar kota? Nah, saya akan membahas pro-kontra bekerja di luar kota:

Pro:

1. Membuktikan kemandirian
Saya berusia 23 tahun. Memang sudah saatnya bisa belajar hidup mandiri, lepas dari aturan orang tua dan bisa melakukan apa saja, asal itu baik. Jika saya bekerja di Jakarta, saya akan mencari kos-kosan untuk tinggal sendiri. Karena saya tahu, tinggal di kos-kosan berarti harus bisa sendiri. Tidur dan makan sendiri, memasak sendiri, mencuci baju sendiri, dan naik bus sendiri ke kantor.

2. Fleksibel
Saat ini mencari kerja penuh fleksibilitas, bebas sebebas-bebasnya. Kita bisa ke mana saja. Bila kita ingin kerja di Jakarta, kita dapat melamar ke kantor di Jakarta. Bila kita ingin kerja di Surabaya, kita dapat melamar kerja ke Surabaya. Tak sedikit juga yang melamar ke luar negeri.

3. Dapat pengalaman kerja menarik dengan banyak teman
Saya tahu, bekerja sekarang bukan lagi sekedar mencari uang, tetapi mencari teman. Teman yang minatnya sama dengan kita dan bakatnya sama dengan kita. Ketika saya masih intern di Sakakala saat kuliah dulu, saya bersahabat dengan para karyawannya. Saya yakin ketika sudah bekerja nanti, saya akan memiliki teman baru yang baik dan ramah. Saya tidak peduli dengan gajinya. Gaji tidak besar tak apa, yang penting pengalaman kerja ada, teman pun ada.

Kontra:

1. Sulit menyesuaikan diri dengan budayanya
Bila kita melamar kerja di kota lain, kita harus bisa menyesuaikan diri dengan budaya kota tersebut. Soalnya, susah. Budaya Sunda di Bandung pasti akan sangat berbeda dengan budaya Betawi di Jakarta. Mungkin di sini akan lebih sulit menemukan kupat tahu padalarang daripada rujak juhi.

2. Sulit mengatur uang
Di Jakarta, beberapa tempat makannya menyajikan makanan dengan harga yang cukup mahal. Kita harus menghemat uang jika ingin membeli makanan mewah. Belum lagi jika ingin tinggal di apartemen. Kita harus punya cukup uang untuk membayar cicilan bulanan apartemen. Itulah yang harus kita hadapi jika diterima bekerja di Jakarta atau kota lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun