Bismillahirrahmanirrahim.
Covid-19 di Indonesia kembali melesat naik karena merebaknya varian Omicron XBB. Hal ini menyebabkan pemerintah kembali menggenjot vaksinasi booster untuk melindungi diri dari risiko tinggi terkena Covid-19, yaitu bergejala berat dan meninggal dunia.
Karena sedihnya, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), Mohammad Syahril, dari 10.000 pasien yang dirawat pada periode Oktober-November 2022, ada 1.373 yang meninggal dunia. Dari 1.373 orang tersebut, 74% di antaranya belum disuntik vaksin booster. Lebih sedihnya lagi, 50% orang dari 1.373 yang dipanggil Tuhan belum vaksin sama sekali, termasuk yang memiliki penyakit komorbid seperti asma atau diabetes.
Namun yang membuat air mata saya ingin keluar adalah, banyak di antara orang, termasuk lansia, yang tidak mau vaksin booster. Entah apa pun alasannya. Inilah, itulah, konspirasi lah, mematikan lah...
Sudah sering kita dengar, bahwa yang namanya vaksin Covid-19 sama sekali tidak mematikan dan sangat aman. Gunanya sama seperti saat periode awal vaksinasi, yaitu meningkatkan perlindungan dari risiko tinggi Covid, yaitu masuk rumah sakit dengan gejala berat dan meninggal. Bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa "jika punya orang tua belum vaksin, paksa vaksin, belum booster, paksa booster."
Lebih-lebih lagi jika orang tua kita sudah lanjut usia. Manula termasuk kategori orang yang paling berisiko tertular Covid-19. Sistem imun mereka mulai melemah karena mereka bertambah tua sehingga rentan penyakit. Jadi, untuk menguatkan imun mereka, mereka harus disuntik vaksin booster Covid-19.
Vaksinasi Covid-19 terbukti memulihkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Tidak perlu ada lockdown karena akan menyusahkan ekonomi. Tetapi, pemerintah harus terus menggalakkan program vaksinasi dan 3T (testing, tracing, treatment) serta masyarakat harus tetap patuh protokol kesehatan. Pakai masker, cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, dan hindari kerumunan.
Ayo, kita vaksin booster untuk melindungi diri keluarga dari Covid-19.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H