Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita di Balik Tragedi Halloween Itaewon

2 November 2022   16:14 Diperbarui: 2 November 2022   16:20 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bismillahirrahmanirrahim.

Tragedi Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan masih menyisakan kenangan pahit sebagai salah satu tragedi kemanusiaan terpedih sepanjang sejarah Negeri Ginseng. Sejak 30 Oktober 2022, Presiden Yoon Sukyeol telah menyatakan periode berkabung nasional hingga 5 November 2022. Namun, untuk menghibur Anda, saya memutuskan untuk menulis sebuah cerpen berdasarkan tragedi tersebut.

Alkisah, di Seoul, Korea Selatan, hiduplah dua sahabat: Kim Jarwo dan Lee Naryo. Mereka bekerja sebagai buruh pabrik yang saat ini mendapat cuti. Biasanya buruh pabrik tidak mendapat jatah libur dari tempat kerja, jadi Jarwo dan Naryo jarang bertekstemu. Jarwo bekerja di pabrik susu, sedangkan Naryo di pabrik tekstil.

Suatu hari, Jarwo dan Naryo berniat melepas lelah di daerah Itaewon, daerah di Seoul yang menjadi tempat nongkrong anak muda. Mereka ke sana hanya untuk sekedar mengobrol sambil makan kimchi. Itu tuh, hidangan sawi putih yang diawetkan dengan cuka dan diberi saus pedas. Apalagi besok Halloween, jadi mereka akan mendapatkan potongan harga jika makan di restoran kimchi.

Kira-kira jam 6, Jarwo dan Naryo sampai di Itaewon. Ternyata sudah banyak... sekali pengunjung yang merayakan Halloween di sana. Sebagian besar adalah pemuda. Walaupun Jarwo dan Naryo Muslim (jarang ada Muslim di Korea) dan berusia paruh baya, mereka tetap bergabung dengan mereka.

Namun, setelah beberapa lama, pengunjung membeludak. Jarwo dan Naryo baru saja selesai makan. Mereka hendak keluar ke jalan pulang, namun mereka terhimpit. Mereka mengalami gagal napas dan gagal jantung. Jarwo dibawa ke rumah sakit, namun Naryo tewas seketika.

Sedihnya, 2 hari berselang, Jarwo langsung menyusul Naryo. Mereka disemayamkan di rumah duka sebelum dikuburkan. Di surgalah tempat mereka dipertemukan kembali.

MORAL: Kematian bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan dengan sebab apa saja. Namun jika kita baik dan memiliki sahabat yang baik pula, kita akan dipertemukan kembali dengan surga. Tuhan juga akan menyembuhkan luka kita jadi kita tidak akan merasakan sakit lagi jika kita meninggal dalam kecelakaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun