Fun fact, ketika saya masih SMP, saya memiliki guru PAI yang berasal dari Makassar. Jika sudah marah pasti berbicara dengan suara keras. Mungkin bukan marah. Menegur. Beliau ingin anak-anaknya lebih baik lagi saat kelas PAI, terutama saat belajar mengaji.
Mantan saya juga berdarah Makassar, dan dia terkenal penyabar dan menerima orang apa adanya. Tidak ada kata kasar yang pernah keluar dari mulutnya.
5. Suku Ambon pandai menyanyi
Setali tiga uang dengan orang Batak, sebagian orang Ambon beragama Kristen dan melatih kemampuan vokal mereka dengan menjadi anggota paduan suara gereja. Tak heran banyak penyanyi orang Ambon yang memiliki vokal kelas internasional, seperti Broery Marantika, Bob Tutupoly, Glenn Fredly, Moluccas, Ruth Sahanaya, Andre Hehanusa, Monita Tahalea, Wilson Maiseka, Igo Pentury, dll.
Kata kunci: sebagian. Tidak semua orang Ambon pandai menyanyi. Sama halnya dengan jika Bandung adalah episentrum budaya Sunda, tidak semua orang Bandung bisa bahasa Sunda karena ada warga Bandung yang memang bukan dari suku Sunda. Saya juga sudah 20 tahun tinggal di Bandung tetapi tidak terlalu pandai berbahasa Sunda.
Dan itulah beberapa stereotipe suku di Indonesia yang capek didengar. Mungkin ada stereotipe lain yang harus saya tambahkan seperti suku Jawa sopan, suku Sunda tidak bisa mengucapkan huruf F, suku Bali pemalas, dan suku Papua hidup di pedalaman. Jika Anda punya sugesti lain tentang stereotipe suku di Indonesia yang capek didengar, silahkan jangan ragu menambahkannya di bagian komentar.
Terima kasih.
Tabik,
Yudhistira Mahasena
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H