Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

#MendadakDakwah Eps 28: Renungan Akhir Ramadan (Episode Terakhir)

30 April 2022   17:34 Diperbarui: 30 April 2022   17:35 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Lebih-lebih lagi saat Ramadan. Anak yang membentak orang tuanya saat bulan Ramadan, dosanya sangat besar. Ramadan adalah bulan mulia, kita harus pintar-pintar menjaga sikap. Jangan keras kepala, egois, mau menang sendiri, pelit, marah jika diberi tahu soal agama, walaupun tidak semua tahu dan harus tahu soal agama. Jika kita dituntut untuk sempurna, terimalah orang tua kita yang menuntut kita sempurna, walaupun memang tidak ada yang sempurna dan tidak harus ada yang sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Tugas kita hanya melakukan yang terbaik karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa yang akan datang.

Coba bayangkan, apa yang sudah Anda lakukan selama Ramadan? Melalaikan salat lima waktu? Jarang mengaji? Lebih sering menonton video klip The Boyz dan memandangi foto Jihan Weeekly serta Sumin STAYC? Na'uzubillahi min dzalik.

Renungkan kembali apa yang sudah Anda lakukan. Ramadan harusnya kita pergunakan untuk aktivitas yang lebih Islami dan jauh dari persimpangan. Marah saat ditegur orang tua tiada guna. Orang tua marah pada kita karena sayang, makin marah makin sayang. Kita patutlah menunjukkan bahwa kita sayang orang tua kita pula. Jangan saat disuruh menyapu lantai malah tertidur memimpikan Karina Aespa. Atau malah saat disuruh mengatur meja makan untuk iftar malah bermain gimbot sambil memikirkan wajah tampan dan suara merdu Allan Second Chance. Bakti kita pada orang tua akan hilang nanti.

Jujur saja, saya sakit hati melihat generasi muda zaman sekarang lebih memilih internet daripada Alquran, bahkan saat Ramadan. Sedihnya lagi, internet mereka gunakan untuk mengakses konten yang tidak-tidak, seperti pornografi, konten dengan kata-kata kasar, perkelahian, darah, dll. Internet saat Ramadan (dan mungkin setelah Ramadan) harusnya dipakai untuk mengakses konten yang lebih bermanfaat, seperti video ceramah, jadwal salat, renungan Islami, dll. Alquran mereka perlakukan seperti judul single debut Danar Widianto - sebatas formalitas.

Renungkan kembali apa yang anak Anda lihat di internet. Melihat video pornografi? Pertengkaran Do Hana dan Kim Hana di "A-Teen"? Adegan Ji Changwook marah-marah di "Suspicious Partner"? Tao EXO mengamuk dan mengomeli para kontestan "Chuang 2018"? Atau video wanita (maaf) digengbeng? Tentu ini konten yang seharusnya tidak diakses anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Bersyukurlah jika Anda seorang hafiz. Anda tidak pelit ilmu, mau mengajarkan anak Anda mengaji dan setop menggunakan gawai untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Ajarilah dia mengaji dengan tartil dan merdu, dan kenalkanlah makharijul huruf, kapan harus waqaf kapan harus terus, dll. yang berhubungan dengan ilmu tilawah. Insya Allah bermanfaat dan membantu anak menghafal Alquran di usia dini.

Demikian renungan ini. Masih ada pintu maaf jika Anda mau meminta maaf atas kesalahan Anda kepada orang tua dan keluarga, sekaligus memaafkan kesalahan yang mereka lakukan kepada Anda. Tidak gengsi meminta maaf, tidak pelit memberi maaf. Kosong-kosong. Hari yang fitri akan segera tiba, harus kita sambut dengan hari yang bahagia dan hati yang putih serta pikiran yang bersih.

Pikiran dan perasaan tidak memiliki bentuk. Namun, dengan pikiran yang bersih dan hati yang putih, tentu kita tidak akan gengsi meminta maaf dan tidak akan pelit memberi maaf kepada sanak famili di kampung halaman saat Idulfitri.

Renungan ini sekaligus menutup perjumpaan kita dengan serial #MendadakDakwah.
Entah kejutan apa lagi yang saya siapkan untuk Ramadan tahun depan.

Saya juga meminta maaf sekiranya saya melakukan kesalahan, baik kecil maupun besar, baik sengaja maupun tidak. Saya hanya manusia yang gudangnya lupa dan kesalahan, seperti kata hadis. Dan saya hanyalah Yudhistira Widad Mahasena, seorang pemuda usia 22 tahun yang punya banyak mimpi, dan berusaha mewujudkannya sejak kecil sampai sekarang. Dan saya akan kembali berusaha mewujudkannya mulai dari sekarang.

SELAMAT HARI RAYA IDULFITRI 1 SYAWAL 1443 H
TAQABBALALLAHU MINNA WA MINKUM SHIYAMANA WA SHIYAMAKUM
MINAL AIDIN WAL FAIZIN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

Ya Allah... sampaikan kita kepada Ramadan pada tahun-tahun yang akan datang... aamiin...

Tabik,
Yudhistira Mahasena

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun