Bismillahirrahmanirrahim.
Sesuai janji, materi #MendadakDakwah mulai episode 12 seterusnya akan membahas materi-materi yang lebih kontemporer. Hari ini, kita akan membahas imitasi, identifikasi, simpati, empati, sugesti, dan motivasi dalam perspektif ilmu agama Islam. Kita akan membahas dalil tentang keenam faktor yang memengaruhi interaksi sosial ini berdasarkan qurdis (Alquran dan hadis-hadis yang sahih).
Secara umum, imitasi adalah proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain melalui sikap, penampilan, dan gaya hidup. Dalam psikologi, imitasi adalah proses belajar dari perilaku mengamati orang lain kemudian menirunya. Contoh, seorang balita meniru cara bicara ayah dan ibunya. Atau seorang anak bergaul dengan teman-teman yang rajin belajar, pada akhirnya akan rajin belajar pula.
Imitasi ada yang positif, ada pula yang negatif.
Contoh imitasi positif:
1. Meniru gaya pakaian artis idola
2. Meniru gaya penyanyi lain
3. Bergaul dengan orang-orang yang taat agama sehingga ikut taat agama pula
dll.
Contoh imitasi negatif:
1. Meniru kebiasaan minum minuman keras, narkoba, dan balap liar
2. Mencuri hak atas kekayaan intelektual orang lain
3. Bergaul dengan orang-orang yang gemar berkata kasar
dll.
Q.S. al-Ma'idah ayat 77 menjelaskan tentang larangan imitasi negatif. Artinya:
"Katakanlah (Muhammad), "Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan (telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka sendiri tersesat dari jalan yang lurus."
Identifikasi adalah tingkat penyesuaian yang dilakukan seseorang terhadap lingkungannya. Secara umum, identifikasi adalah suatu tahapan proses yang terjadi dalam diri seseorang yang memiliki keinginan untuk memiliki kesamaan dengan orang lain. Misalnya ada seorang anak bernama Ntut, dia sangat mengidolakan fisikawan Yohanes Surya, sehingga bercita-cita menjadi fisikawan dan orang pintar seperti beliau saat besar nanti.
Atau ada seorang anak bernama Ridho, dia sangat mengidolakan Ustaz Abdul Somad, seorang dai kondang asal Sumatera Utara yang terkenal karena ceramahnya yang lugas dan pandai menelaah isi kandungan ayat-ayat Alquran. Dia terpacu untuk bisa seperti UAS, sehingga dia mempelajari gaya dakwahnya, cara bicaranya, dan bahkan sikapnya.
Simpati dan empati jelas beda, namun tidak terpisahkan. Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik pada seseorang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Sedangkan empati adalah sebuah keadaan mental di mana seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain.