Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Kurma

#MendadakDakwah Eps 06: Iman Kepada Qada dan Qadar (Takdir)

8 April 2022   14:24 Diperbarui: 8 April 2022   14:27 1002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bismillahirrahmanirrahim.

Di episode keenam #MendadakDakwah untuk menemani Ramadan Anda tahun ini, kita akan membahas rukun iman yang keenam dan terakhir, yaitu iman kepada qada dan qadar. Atau biasa disebut iman kepada takdir.

Semua Muslim harus meyakini bahwa segala sesuatu yang dikehendaki Allah SWT adalah takdir-Nya, baik itu takdir baik maupun buruk. Sekilas qada dan qadar tampak sama, namun sebenarnya berbeda.

Secara etimologis, qada berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, atau takaran. Adapun secara makna, qada merupakan takdir atau ketetapan Allah yang tertulis di lauhul mahfuz sejak zaman azali. Allah SWT telah menetapkan bayi yang baru lahir akan menjadi apa, apakah dia mau jadi orang alim, penjahat, pangeran, sutradara, atau bahkan sukses atau melarat. Dia juga menetapkan manusia akan berjodoh dengan siapa, hidup sampai usia berapa, dsb.

Rujukannya yaitu sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
"Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak 50,000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi." (HR. Muslim)

Sedangkan qadar ialah realisasi dari qada itu sendiri. Qadar adalah ketentuan atau takdir Allah. Sering kita mendengar atau mengucapkan kata "qadarullah", yang artinya "ini sudah ketetapan dari Allah". Qadar dibagi menjadi dua, yaitu qadar mubram dan qadar muallaq.

Qadar mubram adalah qadar yang tidak dapat diubah dengan cara apa pun. Misalnya, usia seseorang, hidup-matinya, agamanya, dll.

Kita ambil contoh yang paling konkret. Yuda dilahirkan di Semarang dan mati di Martapura pada usia 32 tahun dalam kondisi beragama Islam. Yuda tidak dapat memilih ingin lahir di Seoul atau mati di Wina pada usia 64 tahun dalam kondisi beragama Hindu karena itu sudah qadarullah. Kisah Yuda ini adalah contoh qadar mubram.

Qadar muallaq adalah qadar yang dapat diubah dengan usaha dan ikhtiar. Misalnya, orang yang bodoh jika belajar dan berusaha dengan keras akan menjadi pintar, orang yang miskin jika rajin menabung dan berhemat bisa menjadi kaya, dan orang yang hidupnya kebanyakan maksiat jika belajar sedikit-sedikit untuk mendalami ilmu agama lambat laun bisa menjadi alim.

Misalnya Ilham. Ilham dikenal sebagai anak bodoh. Dia sering bolos sekolah, maka nilainya jeblok. Bahasa Indonesia, matematika, biologi, fisika, kimia, bahkan PAI pun nilainya tidak pernah lebih dari 60. Padahal, ayah-ibunya pintar. Ayahnya lulusan UI dan ibunya lulusan ITB. Maka, Ilham memutuskan untuk berubah dan ikut bimbel sehingga caranya belajar pun berubah. Dia sekarang lebih banyak menggunakan waktunya untuk membaca buku dan menghafalkan rumus matematika. Dia juga bisa fokus. Alhasil, Ilham selalu naik kelas dengan nilai memuaskan dan bisa melanjutkan studi di Universitas Harvard, Massachusetts, Amerika Serikat.

Contoh lain dari dunia fiksi, yaitu karakter Abang Salleh di serial Upin Ipin. Di serial animasi terbaik negeri jiran, Malaysia ini, Abang Salleh dikenal sebagai ikon queer, atau lelaki yang bertingkah layaknya perempuan. Akan tetapi, sejak musim 15 dan sejak berteman dengan Abang Iz, kakak lelaki Mail yang pernah menjadi imam salat tarawih dan hafizul Quran, Abang Salleh berusaha berubah sedikit-sedikit. Opah pun memuji perubahan dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun