Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Music

Makna di Balik Lagu "Love Love Peace Peace", Cara Memenangkan Eurovision Song Contest

11 November 2021   11:53 Diperbarui: 11 November 2021   13:05 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musik. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

"Get everyone's attention. A powerful, majestic start. Maybe a battle horn of some kind."

Untuk menarik perhatian pemirsa Eurovision Song Contest, lagu Anda harus memiliki intro yang terkesan kuat dan megah, seperti bunyi terompet di lagu "Wild dances" milik Ruslana, yang mengantarkannya menjadi juara Eurovision Song Contest 2004 di Istanbul, Turki sebagai perwakilan dari Ukraina.

Contoh lain adalah Loreen - "Euphoria" (Swedia 2012). Dari intronya kita tahu, lagu bergenre EDM ini menjanjikan gelar juara Eurovision Song Contest 2012 di Baku, Azerbaijan. Dan Loreen berhasil menepati janjinya pada tanggal 26 Mei 2012, ketika dia menyabet piala.

Intro lagu Eurovision Song Contest tidak selalu terkesan powerful and majestic. Beberapa lagu memilih untuk memakai intro yang lebih kalem dan easy-listening. Contohnya "Lane moje" (Serbia dan Montenegro 2004), lagu yang meraih gelar juara kedua di Istanbul.

"Drums. There has to be drums. It doesn't hurt if the drums are played by gorgeous, topless men."

Petra Mede tidak salah. Sudah tidak terhitung berapa kali drum digunakan di Eurovision Song Contest dan dimainkan oleh pria-pria tampan yang bertelanjang dada. Tepatnya di lagu "Only love survives" (Irlandia 2013), lagu yang dinyanyikan Ryan Dolan di Eurovision Song Contest 2013 di Malm, Swedia. Sayangnya, Dolan berakhir di peringkat akhir (ke-26) di final.

"It's proven very helpful to go the exact opposite way - use a grandmother."

Ini mengacu pada entri Moldova di tahun 2005, "Boonika bate doba", yang dinyanyikan oleh band Zdob i Zdub sebagai entri pertama negara tersebut di Eurovision Song Contest. Di penampilan mereka, ada seorang nenek tua yang memainkan drum.

"Show the viewers your country's ethnic background by using an old traditional folklore instrument that no one's heard before."

Eurovision adalah tentang merayakan keberagaman, seperti slogan kontes tahun 2017, "Celebrate Diversity". Sudah tidak terhitung lagi berapa entri yang memasukkan unsur budaya negara tersebut. Beberapa negara yang konsisten memasukkan unsur etnis dalam lagu-lagu mereka di Eurovision Song Contest antara lain Yunani, Turki, Armenia, dan negara-negara bekas Yugoslavia.

"In this case, it's proven much more efficient to not use the male models.
Go for an old man - a beard helps."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun