Sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang UMM berhasil menciptakan inovasi pertanian yang menarik perhatian. Mereka mengembangkan media tanam vertikultur yang dinilai sangat potensial untuk diterapkan di Desa Torongrejo. Inovasi ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan menjadi solusi bagi lahan terbatas.
Vertikultur merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Kelebihan dari sistem ini adalah hemat lahan dan air, mendukung pertanian organik, serta relatif sederhana dalam pemeliharaannya. Selain itu, vertikultur juga dapat digunakan untuk menyalurkan hobi dan meningkatkan hasil panen secara keseluruhan.
Pada hari tertentu, Mahasiswa PMM Kel 16 Gelombang 6 yang diketuai oleh Helmi Laksono ini mengadakan pelatihan dan praktik pembuatan vertikultur di desa. Mereka menggunakan pipa paralon sebagai media tanam, yang kemudian diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik. Proses pembuatan vertikultur ini sederhana dan mudah diaplikasikan, sehingga warga desa dapat dengan mudah memahami.
Masalah lahan sempit seringkali menjadi kendala bagi para petani. Namun, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang berhasil menemukan solusinya. Mereka menciptakan media tanam vertikultur yang memungkinkan tanaman tumbuh secara vertikal, sehingga lahan yang dibutuhkan menjadi lebih efisien.
Inovasi ini telah diuji coba di Desa Torongrejo dan hasilnya cukup menjanjikan. Tanaman yang ditanam dengan metode vertikultur ini tumbuh subur dan menghasilkan panen yang lebih baik. Selain itu, metode ini juga lebih ramah lingkungan karena dapat mengurangi penggunaan pestisida.
Koordinator Pengabdian mengungkapkan, "Keterlibatan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dalam pengembangan pertanian di Desa Torongrejo tidak hanya memberikan dampak pada peningkatan produksi pertanian, tetapi juga berdampak positif pada Masyarakat" ujar Helmi Laksono.
Dengan adanya inovasi vertikultur ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dan turut melestarikan lingkungan.
Kelompok Rukun Tani di Desa Torongrejo yang hadir pada demonstrasi ini mengakui bahwa vertikultur dapat meningkatkan hasil panen secara keseluruhan. Sistem irigasi dan pengelolaan air yang efisien memastikan tanaman mendapatkan jumlah air yang tepat sesuai kebutuhan, sehingga mengurangi risiko kekeringan atau kelebihan air yang berpotensi merusak tanaman.
Dengan demikian, program vertikultur ini diharapkan dapat membantu warga desa meningkatkan kualitas hidup mereka dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Program ini juga dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya untuk mengembangkan pertanian kekinian di daerah mereka sendiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H