Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dalam Kenangan: Hamzah Haz, Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia

24 Juli 2024   11:44 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini, Indonesia telah kehilangan salah satu putra terbaiknya. Adalah Bapak Hamzah Haz, Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia bersama Ibu Megawati Soekarnoputri. Beliau adalah salah satu sosok yang paling berpengaruh di kancah politik Indonesia.

Pak Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada 15 Februari 1940. Aktif berorganisasi sejak muda, beliau mengawali karirnya sebagai guru pada tahun 1960. Kemudian, beliau menjadi wartawan sebuah surat kabar bebas di Pontianak, Kalimantan Barat hingga menjadi Pimpinan Umum Harian Berita Pawau.

Semasa hidupnya, Pak Hamzah dikenal sebagai politisi yang sejuk, teduh, tidak berkonflik, dan menjadi teladan lantaran mampu mengukir sejarah sebagai wakil presiden dari partai berlambang Kakbah, yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Selain itu, Pak Hamzah pernah menjabat sebagai Menteri Investasi para era Presiden B.J. Habibie, kemudian menjadi Wakil Ketua DPR RI serta Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) pada era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Setelah itu, Pak Hamzah menjabat sebagai Wapres Republik Indonesia, mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri, dari tahun 2001-2004. Ketika saya pulang ke Indonesia saat masih balita, Indonesia sedang diperintah Bu Mega. Di samping itu, Pak Hamzah juga menjabat sebagai Ketua Umum PPP dari 1998 hingga 2007.

Di bawah jabatan Bu Mega dan Pak Hamzah, Kabinet Gotong Royong membantu memerintah negara. Kabinet ini termasuk penerus Bu Mega, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selama masa pemerintahan Bu Mega, ekonomi Indonesia perlahan-lahan menjadi stabil dan sebagian pulih dari krisis keuangan tahun 1997 pada tahun 2004, namun angka pengangguran dan kemiskinan masih tinggi. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia diamandemen untuk mengatur pemilihan presiden secara langsung, dan Bu Mega mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua.

Pada Pilpres 2004, Pak Hamzah Haz mencalonkan diri untuk menjadi Presiden Republik Indonesia dengan Pak Agum Gumelar sebagai wakilnya.

Salah satu kontribusi lain Pak Hamzah dalam memajukan Republik Indonesia adalah meresmikan Jalan Metro Tanjung Bunga Makassar yang kini ramai dilalui oleh rakyat Takalar, Gowa, dan Makassar, Sulawesi Selatan.

Kini, sosok politisi teduh itu telah tiada. Pak Hamzah telah menghadap Allah SWT. Beliau berpulang pada Rabu pagi ini, pukul 09.30 WIB di Klinik Tegalan, Jakarta. Beliau meninggal pada usia 84 tahun. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya pula kita akan kembali.

Sosok Pak Hamzah Haz akan selalu diingat sebagai sosok yang teduh, sejuk, tidak berkonflik, dan ramah kepada rakyatnya.
Semoga almarhum Pak Hamzah diterima di sisi Allah SWT, diampuni dosanya, serta dilapangkan kuburnya. Aamiin.
Terima kasih Pak Hamzah, telah menjadi teladan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun