Mohon tunggu...
Yudhistira Mahasena
Yudhistira Mahasena Mohon Tunggu... Freelancer - Desainer Grafis

Ini akun kedua saya. Calon pegiat industri kreatif yang candu terhadap K-pop (kebanyakan girl group) dan Tekken.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemimpin yang Memimpin dengan Penuh Kasih Sayang (Spesial Hari Valentine)

14 Februari 2024   15:08 Diperbarui: 14 Februari 2024   15:15 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bismillahirrahmanirrahim.

Hari ini adalah Hari Valentine, yang jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahun. Hari Valentine diperingati untuk merayakan cinta dan romansa di seluruh dunia, namun aslinya dirayakan untuk menghormati seorang martir bernama Santo Valentinus dari Roma Kuno.

Hari Valentine tahun ini bertepatan dengan Pemilu 2024, di mana kita memilih calon pemimpin baru yang akan memimpin negara dengan penuh kasih sayang terhadap rakyatnya. Dan itulah pembahasan kita hari ini.

Ada tiga kasih sayang di dunia ini yang tiada habisnya:
1. Cinta Tuhan kepada umat-Nya
2. Cinta orangtua kepada anaknya
3. Cinta pemimpin kepada rakyatnya

Seorang pemimpin yang baik harus bisa menegakkan keadilan dan kebenaran di negaranya, mau itu presiden, perdana menteri, atau raja. Mereka punya wewenang menjaga keadaan negara agar tetap kondusif dan jauh dari ancaman, dalam artian tidak ada kendala seperti konflik antaretnis, antaragama, atau antargolongan. Dan yang paling penting, seorang pemimpin harus bisa memimpin dengan penuh kasih sayang, dan harus tulus.

Saya pernah membaca buku cerita anak berjudul "Melukis Cinta" karya Clara Ng. Dalam salah satu halamannya, tertulis "Cinta adalah tidak memilih teman sewaktu bermain bersama. Hitam-putih, besar-kecil, tinggi-pendek, semua orang unik dan istimewa." Dan itulah ciri pemimpin yang penuh kasih; mereka tidak membeda-bedakan rakyatnya, entah mereka berkulit hitam atau putih, bermata besar atau sipit, berambut panjang, pendek, lurus, atau keriting, atau berbadan tinggi dan pendek. Semua orang unik dan istimewa di mata seorang pemimpin, dan itulah yang membuat sebuah negara menjadi toleran.

Satu lagi, di buku yang sama tertulis: "Saat aku gembira atau sedih, mama memeluk dan menciumku, sambil mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Sehingga aku dapat tidur dengan tenang dan aman sampai pagi tiba." Pun halnya dengan pemimpin yang memimpin penuh kasih sayang; saat rakyat mereka gembira atau sedih, pemimpin mengayomi dan memelihara rakyat. Jika ada konflik di antara rakyat, pemimpin akan mengatakan semuanya akan baik-baik saja, sehingga rakyat dapat tetap hidup berdampingan sampai masa depan yang cerah tiba.

Dan itulah ciri pemimpin yang baik; memimpin dengan penuh kasih sayang serta menunjukkan bukti cinta yang tulus, tanpa membeda-bedakan rakyatnya, mengayomi dan memelihara rakyat, dan selalu mengatakan semua akan baik-baik saja jika ada getir.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun