19 tahun kemudian, Paul yang kini berusia 46 tahun masih tampak gagah dan bersemangat. Ketika dia mendapat undangan untuk masuk turnamen King of Iron Fist 3, dia menerima dengan senang hati. Dia juga mengajak putra tunggal Marshall Law, Forest, untuk ikut turnamen, walaupun kita tahu Marshall tegas melarang Forest mengikuti kompetisi di luar dojo. Sehari-hari, Forest memang membantu ayahnya bekerja di restoran dan berlatih di dojo.
Di turnamen, Paul kembali tak terkalahkan. Dia mengalahkan semua musuhnya sebelumnya, dari Kuma hingga Ogre, sang dewa pertarungan. Paul puas dengan kemenangannya terhadap Ogre dan pulang, namun tanpa dia sadari, Ogre berubah wujud menjadi True Ogre dan justru dikalahkan Jin Kazama.
Merasa dicurangi atas kemenangannya setelah perubahan wujud Ogre, Paul mengklaim bahwa dirinyalah juara sejati turnamen King of Iron Fist 3, namun sedikit yang mempercayainya. Dan jika toh ada yang percaya, mereka capek dengan sikap sombongnya. Pada akhirnya, dojo Paul bangkrut karena kurangnya murid.
Suatu hari, Paul melihat sebuah koran dengan pengumuman mengenai turnamen King of Iron Fist 4. Kini, dengan keinginan membara untuk menang turnamen, dia masuk tanpa berlatih. Dia meremehkan semua orang.
Paul menjadi juara tak terbantahkan turnamen King of Iron Fist 4 dan mengambil alih kekuasaan mutlak atas Mishima Zaibatsu. Meskipun Paul mewarisi kekayaan besar Mishima Zaibatsu, dia membiarkan orang lain menangani urusan sehari-hari perusahaan. Akhirnya, posisi eksekutifnya hanya sekedar jabatan. Pada akhirnya, kendali penuh Dr. Abel, pencipta Bryan Fury, atas dirinya mengakibatkan kehidupan yang rusak bagi Paul. Dia lebih banyak menghabiskan siang dan malamnya dengan berpesta. Tiada jejak semangat gagah beraninya yang tersisa.
Ini adalah kali terakhir Paul diberi ending yang serius oleh Bandai Namco di serial Tekken. Eits, tetapi bukan itu kelanjutan cerita aslinya.
Di turnamen sebelumnya, Paul justru kalah oleh Kuma ketika hendak berkelahi dengan Kazuya, seseorang yang belum pernah lagi dia lawan selama 20 tahun. Di titik ini Paul sadar, bahwa problemanya yaitu "terlalu percaya diri". Dia lupa pelajaran penting dan menjauh dari jalan menuju menjadi petarung hebat. Ingin menemukan kembali apa yang hilang darinya, Paul masuk turnamen King of Iron Fist 5 dua bulan kemudian.
Menangkah dia? Tidak.