Mohon tunggu...
I Putu Yudhi Permana Putra
I Putu Yudhi Permana Putra Mohon Tunggu... Akuntan - Falkutas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Mahasaraswati

Selanjutnya

Tutup

Money

Pariwisata Ubud Terhambat Akibat Covid-19, Masyarakat Kena Dampaknya

27 Mei 2021   18:06 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:02 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : I Putu Yudhi Permana Putra dan Daniel Raditya Tandio

Akuntansi FEB Universitas Mahasaraswati Denpasar 

Sejak awal Maret 2020 Indonesia terkena pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan ekonomi, sosial budaya, hingga pariwisata. Dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia terkena dampaknya, terutama daerah yang mengandalkan pariwisata sebagai sumber pendapatan utama, misalnya Bali.

Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang sudah tidak diragukan lagi oleh wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Hal Ini terbukti bahwa kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan domestik ke Bali dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bali memiliki objek wisata yang sangat beragam, baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata bahari. Perkembangan sektor pariwisata meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan serta memberikan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Namun sangat disayangkan setelah pandemi Covid-19 melanda Bali, pariwisata Bali menjadi sepi. Ubud menjadi salah satu wilayah pariwisata Bali yang terkena pandemi ini. Pada awal pandemi Covid-19 berlangsung, pariwisata Ubud yang dikenal dengan kemacetannya terlihat lengang karena tidak ada wisatawan asing yang berkunjung.

Pandemi Covid-19 membuat ekonomi terpuruk. Pendapatan masyarakat Ubud menurun drastis karena sebagian besar masyarakat Ubud bergantung penuh pada pariwisata, seperti pemilik art shop, pemilik penginapan hingga sopir transportasi pariwisata. Sejumlah art shop dan penginapan yang ada di sekitaran Ubud memilih tutup, karena tidak adanya wisatawan yang berbelanja maupun berkunjung. Begitu juga supir konvensional yang mengandalkan wisatawan juga tidak memiliki pemasukan.

Sejak bulan November 2020 Indonesia memasuki era “new normal” dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kebijakan new normal diperlukan agar ekonomi bisa bergerak kembali. Pariwisata Ubud juga dapat berjalan lagi walaupun pemerintah masih melarang adanya WNA, sehingga yang berkunjung kebanyakan wisatawan lokal saja. Bagi wisatawan yang berkunjung ke Ubud diharapkan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dengan menggunakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan wisata maupun art shop atau toko-toko yang ada.

Untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Covid-19 sudah banyak upaya pemerintah yakni menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Namun upaya tersebut belum dapat mengembalikan pariwisata Bali, terutama Ubud sepenuhnya. Selain gerakan pencegahan penularan penyebaran virus Covid-19 pemerintah mencanangkan program baru yakni vaksinasi massal, tujuan vaksinasi ini yaitu untuk menciptakan kekebalan komunitas atau herd immunity.

Pada bulan Maret 2021 kemarin wilayah Ubud sudah melaksanakan “Vaksinasi AMAN Menuju UBUD Hijau” pelaksanaan ini diharapkan agar masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 memiliki kekebalan tubuh dalam melakukan aktivitas dan Ubud menjadi kawasan zona hijau yang sudah tidak ada kasus atau infeksi dari pandemi alias sudah dinyatakan aman.

Manfaat vaksin Covid-19 tidak hanya untuk sektor kesehatan, tetapi juga sektor sosial dan ekonomi. Jika sebagian besar masyarakat Ubud sudah memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik untuk melawan penyakit Covid-19, kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat bisa kembali seperti sediakala. Dengan meratanya pelaksanaan vaksin ini, pariwisata Ubud lebih siap dibuka kembali agar ekonomi dapat kembali normal berada dalam pandemi ini, akan tetapi tetap berjuang dalam membangkitkan ekonomi di tengah pandemi dengan berbagai cara agar ekonomi terus berjalan. Pendapat saya, jangan jadikan pandemi sebagai penghalang, masih ada banyak jalan untuk membangkitkan ekonomi yang rapuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun