Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Senandung, Lebih Baik Disini, Rumah Kita Sendiri...

17 Desember 2014   17:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menikah adalah bagian dari proses hidup berdewasa, namun memang tidak dipungkiri bila prosesi pernikahan menjadi sebuah bagian dari kemampuan secara fisik dan emosional untuk memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sebut saja dari kebutuhan primer hingga tertier akan dengan mudah terbayangkan, dan yang akan menjadi vital adalah memastikan bila kita mampu memenuhi dengan baik pada kriteria kebutuhan dasar tersebut.

Elemen terpenting sebagai basis dari keberlangsungan kehidupan didefinisikan sebagai kebutuhan dasar, dan dalam hal itu, beberapa hal terpenting dapat diidentifikasi, yakni sandang, pangan, papan dan pada dunia modern saat ini ditambah dengan dua kebutuhan terkait kebutuhan masa mendatang yakni kepastian akan akses pendidikan dan kesehatan yang mendukung kualitas kehidupan.

Namun tidak semuanya dapat langsung terpenuhi saat kita mulai membangun komitmen berkeluarga, tentu saja menjadi lebih baik bila segala sesuatunya dipersiapkan dengan well prepared, namun bila berkaca dengan sudut pandang demikian, bisa jadi kesiapan merupakan penghalang dalam membangun komitmen, karena kita selalu berpikir tentang kesempurnaan sementara hidup bisa jadi tidak sempurna.

Nah, dalam pengalaman pribadi saya, setelah menikah memang saya belum memiliki rumah sendiri, alhasil harus menjadi kontraktor yang hidup dikompleks pondok mertua indah. Alhamdulillah, orang tua kami memahami hal tersebut bahkan menyambut secara terbuka, bukan hanya satu-dua tahun, bahkan hingga anak kami berusia 5 tahun, jelang usia sekolah.

Tetapi memang ada saja hambatan hidup dikompleks yang satu ini, jelas yang paling utama adalah sinisme banyak orang tentang keluarga kami, tetapi sesungguhnya saya tidak terlalu mendengarkan hal tersebut, yang lain adalah tentang kebutuhan ruang gerak yang cukup bagi anak dan aktifitas kami, bayangkan dalam satu rumah terdapat dua keluarga yang hidup bersama, meski secara adat budaya kita masih kental dengan membangun koloni keluarga bersama terlihat dari bentuk rumah gadang, dll.

Hingga kemudian, akhirnya kami mampu membeli lokasi istana rumah kami melalui tahapan menyicil, hingga kemudian dapat terbeli penuh. Kini kami tentu dengan mudah menerima tamu dirumah, dan leluasa memasak didapur maupun bersantap bersama, ditambah dengan gerak anak-anak yang tidak terbatas untuk bermain didalam rumah tanpa perlu khawatir hal itu akan menimbulkan kegaduhan.

Kami sungguh menyayangi kedua orang tua kami, dan mereka pun merasa ada yang kurang ketika kami secara positif pindah ke rumah sendiri. Tetapi disini kami merasakan adanya ruang ekspresi yang berbeda setelah hidup berkeluarga, bahwa kami pun memiliki tanggung jawab akan pemenuhan atas kebutuhan hidup dasar, dimana papan adalah pelindung besar bagi terpenuhinya sandang dan pangan.

Bila sudah demikian, maka memang senandung lagu Rumah Kita, berlirik “lebih baik disini, rumah kita sendiri...” meski tidak sebesar rumah orang tua, namun kami merasa memiliki kebahagiaan yang tersendiri mampu memenuhi apa yang kami butuhkan tanpa harus berpangku tangan dan menerima segala sesuatunya sebagai pemberian semata. Baiti Jannati -rumahku surgaku, Alhamdulillah...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun