Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Riset dan Pengambilan Kebijakan: "Boleh Salah Tetapi Tidak Berbohong"

11 Januari 2015   12:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:22 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Kewibawaan adalah bagian dari pertanggung-jawaban kita atas setiap tindakan yang diambil, serta menjadi pertaruhan bagi reputasi para pihak yang terkait. Hal ini pula yang menjadi dasar bagi para akademisi dan peneliti dalam melakukan pengembangan penelitian ilmiah, pun termasuk di dalamnya para penyelenggara negara yang setiap saat berhubungan dengan pengambilan kebijakan.


Mengapa pengambil kebijakan menjadi bagian yang terlibat dalam keharusan untuk menjaga marwah kewibawaan? Hal ini tentu berkaitan dengan keharusan untuk melakukan pengambilan keputusan yang terbaik, dalam mengurai sebuah permasalahan yang menyangkut hajat hidup orang banyak dalam hal ini khalayak.


Para pejabat dan penguasa, akan berhadapan secara terus-menerus permasalahan yang membutuhkan formulasi kebijakan sebagai jawaban atas persoalan yang terjadi. Dan untuk hal tersebut, maka menjadi penting untuk memahami penelitian dan riset sebagai alat bantu dalam identifikasi persoalan dan pengambilan keputusan.


Lalu apa relasi yang dibangun antara pengambil kebijakan, kewibawaan dengan riset dan penelitian? Sesungguhnya para pemangku kebijakan memiliki kebutuhan secara sinergis akan hasil penelitian dan riset, karena dengan dasar logika secara tepat yang didapat melalui hasil penelitian, akan mereduksi terjadinya Decision Error sehingga mereduksi dampak sosial lanjutan.


Kerap kali intuisi memang menjadi faktor yang dominan dalam pengambilan kebijakan, karena sering berkejaran dengan tenggat waktu, dan dibutuhkan kecepatan guna menghasilkan keputusan. Hal ini adalah situasi normal dan wajar, namun perlu dasar yang solid untuk memunculkan intuisi yang sesuai, karena intuisi yang tepat berkaitan dengan pengalaman dan jam terbang berhadapan dengan berbagai masalah.



Intuisi mengambil peran penting, namun bisa jadi dan akan menjadi bersilangan dengan hasil penelitian yang menempatkan aspek ilmiah ketepatan dan akurasi bagi panduan dalam memecah masalah, serta menempatkan opsi penyelesaian sebagai solusi atas masalah yang diidentifikasikan tersebut.



Satu hal yang dihasilkan oleh intuisi adalah respon kecepatan, namun tidak selalu seiring dengan ketepatan dan akurasi, sedangkan penelitian sangat berhubungan dengan validitas dan konsistensi hasil, meski diperoleh melalui waktu yang lebih panjang melalui fase dalam proses riset tersebut.


Filosofi dasar yang tidak bisa ditentang dalam penelitian adalah "boleh salah, tetapi tidak boleh berbohong" karena ada reputasi dan kredibilitas sebagai kewibawaan dalam etika riset. Sementara itu disisi lain, bagi pejabat dan penyelenggara pemerintahan kredo-nya berbalik, "boleh berbohong, namun tidak boleh salah", keduanya jelas bertolak belakang.


Sudah sejatinya, pemangku kebijakan publik mempergunakan riset ilmiah dalam mengambil keputusan, mengeliminasi Error yang mungkin terjadi bagi dampak implementasi pelaksanaan kebijakan yang diambil. Semoga nilai ilmiah menjadi panduan bagi kita dalam Prikehidupan berbangsa dan bernegara.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun