Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Merawat Budaya, Menjaga Jogja

8 Januari 2017   21:14 Diperbarui: 8 Januari 2017   21:29 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kota budaya nan Istimewa, begitu sekiranya mengilustrasikan sentra gudeg yang juga dikenal sebagai kota pelajar ini.

Kota ini selalu terasa spesial, karena suasana alam dan kehidupan penduduknya yang bersahaja secara dominan. Nuansa pedesaan menghampar sepanjang jalan, bila kita hendak berkeliling ke berbagai objek wisata yang ada disana.

 Sesungguhnya konservasi alam dan menjaga serta merawat budaya Jogja, menjadi bagian penting dalam menguatkan potensi wisata di kota pelajar ini.


 Bukan tanpa sebab, karena arus wisatawan diestimasi akan mencapai sekitar 21 juta orang sepanjang tahun 2016. Hal tersehut diproyeksikan, akan terus berkembang dikemudian hari.

Berbagai objek wisata baru, yang tumbuh ditengan budaya digital dan kegemaran untuk swafoto dengan kecenderungan narcisme adalah pendongkrak utama pengembangan wisata daerah.

 Kekuatan sektor jasa yang relatif lebih luwes dalam beradaptasi dengan perubahan situasi ekonomi dunia, jika dibandingkan dengan negara penghasil komoditas sumberdaya alam adalah sebuah kenyataan.

Ekosistem Ekonomi Pariwisata

Hal yang secara kasat mata menarik, selain berbagai bangunan cagar budaya juga terkait dengan pengelolaan ekosistem ekonomi yang terjadi. Pemerintah daerah dapat mendamaikan relasi yang terjadi antara pedagang kelas toko dan kaki lima di Malioboro.

Alih-alih penertiban atas nama estetika, pemerintah setempat melakukan penataan serta menjaga regulasi ditaati karena pemahaman yang mendalam bahwa sendi perekonomian utamanya terletak disektor wisata.

Promosi yang dilakukan ditampilkan melalui perbaikan jalur pedestrian yang semakin lebar dan nyaman, dengan bangku taman yang melegakan bagi penggemar selfi. Metode ini membangun partisipasi public dalam mengkomunikasikan keberadaan Jogja sebagai kota wisata.

Lebih jauh lagi, industri kelas UKM menjadi ikutan terkerek karena sector pariwisata. Wisata kuliner dan berbagai oleh-oleh dan kaos plesetan ala Jogja terdongkrak, ini jelas merupakan multiplier effect dari target pengembangan pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun