Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Membangun Komunitas Kunci Sukses Membentuk Kolektif

24 Desember 2014   09:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:34 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaman mengalami perubahan tanpa pernah kita perkirakan sebelumnya, bagi para pebisnis, pemahaman tentang perubahan tersebut menjadi sebuah hal yang mutlak untuk dicermati, karena mereka akan sangat terhubung dengan perubahan selera individual yang dapat dipengaruhi serta berinteraksi melalui preferensi kelompok, sebut saja selera yang berubah membuat pebisnis berupaya mengadaptasikan dirinya akan halitu.

Kemampuan untuk bertindak adaptif tersebut, harus mampu dikelola dengan baik karena akan menentukan arah masa depan dari sebuah bisnis. Paradigma yang berubah itu pula yang kemudian menentukan siapa saja yang akan survive di pasar, dan kemudian siapa saja yang akhirnya tenggelam dalam arus perubahan.


Fase dalam perubahan terjadi dalam tempo yang lama maupun dalam durasi yang sangat singkat, teknologi menjadi salah satu factor pendorong akan cara yang berubah dalam melakukan sesuatu, perkembangan umur produk menjadi lebih singkat, ditambah dengan pengetahuan konsumen yang semakin bertambah membuat pasar menjadi demanding yang berbalik memposisikan dirinya sebagai co-creator yang berdaya beli.

Prinsip konvensional dengan menempatkan orientasi produsen sebagai hal yang utama kini bukan lagi menjadi solusi, karena abad ini dipengaruhi oleh sudut pandang pelanggan dengan upaya pemenuhan kebutuhan serta kepuasan customer, termasuk trend dimasa mendatang dimana kita akan melihat kondisi market yang akan semakin segmented secara spesifik dan terkumpul melalui kolektif komunitas.


Kekuatan untuk melakukan referral, membantu advokasi produk dan menjadi lapisan loyal merupakan pilar pokok dari sebuah komunitas, kelompok kecil yang solid ini menjadi wadah penganjur, dan umumnya proses komunikasi disaluran public yang mudah ditularkan tersebut mendorong mekanisme Word of Mouth secara berkelanjutan.

Kolektif komunitas yang menjadi studi analisa kali ini, adalah JalanSutra yang menghimpun para penikmat kuliner, bukan sekedar hanya menjajal rasa, tetapi dibalut dengan pengalaman berwisata, memberi rekkmendasi lokasi, membangun jurnalisme publik untuk satu tema yang sama yakni soal makan memakan yang menjadi kebutuhan esensial semua manusia.


Komunitas ini tumbuh dan berlembang sesuai dengan kemampuannya untuk membentuk membangun kesenangan bersama, menjadi sebuah forum cair namun sarat dengan berbagai kegiatan yang berupaya untuk membangun toleransi rasa, bahwa negeri ini kaya dengan berbagai limpahan warisan kuliner yang tak kalah dari franchise resto import bernuansa western minded.


JalanSutra adalah bentuk dari partisipasi public dalam menjawa warisan kuliner nusantara, dan figur sentral tokoh yang menjadi ikon adalah Bondan Winarno, seolah menjadi Ambassador bagi komunitas ini, dengan kekuatan Mak-Nyuss yang dimiliknya, kolektif ini berkembang kemudian mengadakan berbagai aktifitas yang tetap berhubungan dengan dunia kuliner domestic.

Jelas bagi parapihak yang terkait dengan dunia masak-memasak maka menjadi vital untuk mendapatkan “approval” dalam tanda kutip dari para penjajal rasa ini, seolah menjadi restu akan kelayakan produk yang dapat dijadikan sebagai barang jualan secara meluas, namun disisi lain harus pula bersiap untuk melakukan evaluasi dan revisi bila hasil dari eksperimentasi yang dilakukan dalam skala komunitas itu bernilai tidak baik, disini peran kelompok kolektif ini menjadi penting untuk diposisikan sebagai patner terukur.

Bahkan ikut terlibat dalam forum meski bertindak pasif, dengan membaca arah perubahan selera komunitas maka produsen akan mendapat insight konsumen atas apa yang diharapkan dari kebutuhan pasar, hal ini tentu lebih costless dibandingkan dengan keharusan melakukan marketing research yang bisa jadi salah dalam penentuan bidang sasaran atas tinjauan.

Jadi, selamat membangun komunitas Anda baik secara internal maupun eksternal, dan kekuatan bersaing dimasa depan akan sangat ditentukan sejauhmana Anda dapat memberikan respon adaptif yang cepat dan terbaik bagi pelanggan dan komunitas Anda. Salam pelanggan.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun