Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memandang Masa Depan Media Konvensional di Era Digital

4 Januari 2015   19:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:50 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah untuk tetap bertahan bagi media cetak konvensional disaat era digital berlangsung, bahkan dengan terpaan yang deras seolah tidak mampu terbendung lagi. Banyak kemudian media cetak konvensional beralih rupa menjadi digital dan menutup fase kesejarahan sebuah media berbahan baku kertas.

Pada banyak kasus dimana media cetak konvensional terpaksa kembang-kempis secara akrobatik untuk dapat memperoleh pembiayaan operasional, bertahan dengan survival mode yang harus dikembangkan mengingat biaya bahan baku yang semakin bertambah, kertas dan tinta serta listrik untuk mesin cetak ditambah human cost sebagai elemen utamanya.

Kemudahan aksesibilitas dan update secara realtime membuat media digital menjadi pilihan yang tidak bida ditawar lagi. Namun apakah media cetak akan mati dan tenggelam sebagai sebuah sunset industry? Bagi saya yang akan dilakukan adalah fase adaptasi dan penyesuaian diri.

Berubah dan Perubahan

Media massa akan merubah dirinya, menyesuaikan pola perilaku produksinya sesuai dengan periode jaman yang berlaku. hilang? Agaknya tidak akan sedemikian, karena tetap ada ceruk spesifik yang dapat dikelola bila kemudian pemilik media massa mampu meramu kemasan secara segmented sesuai target pembacanya.

Kita memahami bila kemudian media massa konvensional menjadi sebuah industri yang sarat biaya, dan pemahaman akan perilaku konsumen dimasa depan menjadi sebuah kebutuhan yang harus dimengerti oleh pemilik media massa, diera konglomerasi media, maka fungsi pemberi informasi utama kerapkali disubordinasi menjadi penyebar informasi bagi kepentingan elitis.

Mudah dicermati, bagaimana kelompok taipan media massa dengan mudah mengakselerasikan industri media sebagai sarana kepentingan ekonomi dan pilitik. ditanah air kita dapat dengan mata telanjang melihat hal tersebut, dan jelas fenomena ini menjadi tidak sehat ditengah iklim demokrasi terbuka yang membuka ruang partisipasi atas pelibatan publik untuk bersuara.

Kembali kepada persoalan klasik, apakah media cetak akan terhapus dan tertelan jaman? Agaknya hal tersebut tidak akan berposisi menghilangkan, namun membuat media cetak meyesuaikan diri. membentuk dirinya dalam format yang compact, membangun divisi digital dan melibatkan ruang publik untuk menjadi agen pemberitaan.

Ya, membangun komunitas pembaca yang menjadi pelanggan loyal adalah keharusan yang wajib dimiliki oleh media cetak agar tidak tergerus jaman. dan kemampuan tersebut akan mengakomodasi konsumen dimasa mendatang yakni lapisan gadget mania yang didominasi oleh kelompok muda usia dibandingkan lapis usia matang diatasnya yang akan terdegenerasi.

Bila sudah demikian, ini saat bagi media konvensional untuk bergerak dalam perubahan. karena agenda yang abadindalam kehidupan adalah perubahan, dan dalam kondisi yang berubah, maka yang mampu mengadaptasi dirinya secara lebih cepat akan menjadi pihak yang mampu bertahan.

Apakah saatnya bagi maut menjelang media cetak konvensional? Rasanya belum dan masih akan lama, esensinya hal terutama adalah pemberitaan yang berubah format dalam medium yang dipergunakan. pada yang mampu mengelola komunitas pembacanya, maka niche market adalah kepastian untuk dapat bertahan dalam gelombang surut perubahan media diera digital.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun