Kunjungan Mark Zuckerberg usai sudah di Indonesia, dengan segala motivasi kedatangannya menyiratkan arti penting bangsa ini bagi pertumbuhan raksasa online seperti Facebook, bagaimana tidak hampir 70 juta akun jejaring sosial tersebut dikontribusikan dinegeri ini.
Tidak banyak hal yang signifikan dari hasil pertemuan Bos Facebook dengan Jokowi sebagai presiden terpilih, selain tawaran untuk melakukan penetrasi internet secara lebih jauh dan membentuk kerjasama yang meungkin dapat dilakukan dalam pengembangan berbasis internet.
Total populasi Indonesia yang besar dengan 240 juta penduduk memang tidak pungkiri menjadi daya tarik sebagai pasar potensial, terlebih pertumbuhan ekonomi membuat akses internet menjadi sebuah kebutuhan baru, bahkan menjadi trend dalam model bisnis yang dikembangkan dimasa mendatang.
Implementasi globalisasi dan akses pasar yang meluas harus dapat dimanfaatkan dengan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni agar kita bisa bertindak selaku pemain bukan sekedar pengguna semata, dan hal ini memang harus menjadi kesadaran dalam era pemerintahan baru nanti.
Perkembangan internet masih didominasi dengan akses terhadap perangkat gadget yang terintegrasi pada alat komunikasi, sementara itu keterhubungan didaerah pedesaan masih belum optimal terjadi, terlebih kendala infrastruktur jaringan belum terdistribusi merata ke berbagai daera di Indonesia.
Sesuai dengan lansiran Bappenas, bahwa akses data yang meingkat dapat berkontribusi pada pertumbuhan kapasitas ekonomi lokal sebesar 1,23%, angka tersebut terbilang signifikan dalam strategi pengembangan teknologi sebagai sarana atas daya dukung perekonomian domestik.
Kekuatan ekonomi dunia kini didukung oleh industri dibidang teknologi, dan sangat erat kaitannya dengan akses internet sebut saja Yahoo, Google, Twitter, belum lagi berbagai aplikasi lain yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kemajuan masa kini.
Economi online menjadi sebuah kenyataan, bila kemudian pemerintah melalui instrumen kebijakan dan dukungan yang konkrit atas departemen terkait bersungguh untuk melaksanakan komitmen serta melakukan pengembangan basis teknologi informasi dan komunikasi lokal berbasis komunitas.
Kita tentu akan bersinggungan dengan konsepsi e-commerce untuk basis perdagangan, belum lagi berbagai aplikasi online dapat diterapkan dalam berbagai sistem kehidupan untuk meningkatkan kualitas kehidupan seperti e-learning dalam berbagi ilmu pengetahuan.
Bahkan dapat dipergunakan dalam mendorong terjadinya efisiensi dalam anggaran pemerintahan melalui e-procurement, namun demikian kita memang belum pada tataran serius melakukan pengembangan tersebut dikarenakan banyak hal yang harus dipersiapkan.
Termasuk belum mulai diinisiasi pembentukan semacam “silicon valley” yang berbasis pengetahuan teknologi sebagai inkubator bagi pengeuatan start up lokal yang bergerak dibidang teknologi, sehingga basis ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki masih terkonsentrasi pada lembaga penelitian pemerintah.