Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

UKT, Reposisi Pendidikan Tinggi dan Peran Perguruan Tinggi Swasta

3 Juni 2024   14:53 Diperbarui: 3 Juni 2024   14:53 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kondisi keterbatasan itu, kontribusi dan peran serta swasta menjadi bagian penyeimbang. Seringkali komersialisasi pendidikan disebut bila menimbang keberadaan sektor swasta. Padahal secara dominan jumlah mahasiswa nasional terserap di Perguruan Tinggi Swasta (PTS) kecil menengah.

Kampus swasta gurem yang sering dianggap anak tiri, tanpa subsidi dan mandiri itu sesungguhnya menjadi elemen penting upaya pencerdasan bangsa. PTS, menjangkau lapisan yang tidak berdaya dalam hal kemampuan ekonomi, mengusahakan pendidikan tinggi dengan harga terjangkau.

Sebagaimana Ivan Illich dalam Deschooling Society, 1971, keberadaan sekolah harus membuka ruang akses bagi seluruh pihak untuk mampu belajar dan mendapatkan pendidikan bagi kemanusiaan. Disana kelompok swasta secara swadaya memainkan peran, PTS kelas UMKM itu menjadi vital dan signifikan.

Proporsi sederhana tentang perguruan tinggi, perlu ditimbang ulang. Fungsi PTN ditempatkan sebagai pusat keunggulan, menjadi role model dari pendidikan tinggi yang bersaing di tingkat dunia, dengan bantuan alokasi subsidi. Dengan begitu talenta berbakat seluruh negeri diseleksi, prioritasnya kemampuan akademik, bukan sekedar berdasarkan ability to pay.

Sementara itu, lapisan dari kelompok yang ingin mengenyam pendidikan tinggi dengan kapasitas keuangan yang cukup dapat diserap oleh PTS, dengan begitu sekaligus menghidupkan keberlangsungan dan eksistensinya.

Selama ini PTN dan PTS berada di ruang persaingan yang sama, saling bersaing layaknya free fight, padahal semestinya berbeda. 

Lagi-lagi, pilihan kebijakan yang diambil sangat bergantung kelihaian pemegang keputusan, dengan menimbang secara luas hajat publik.

Seperti pernah disebut Bung Hatta, kekuatan terbesar bangsa ini akan terletak pada sumber daya manusianya sebagai subjek pembangunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun