Penting! Keberadaan pers dan media dalam negara demokrasi menjadi salah satu pilar penyangga akan tegak berdirinya rumah bersama tersebut.
Di tengah gegap gempita suasana kontestasi politik yang semakin mendekat, tidak dapat dipungkiri bila pers dan media massa menjadi sarana publikasi meluas, dengan daya persuasi bagi setiap aktor politik yang maju ke gelanggang kompetisi nasional.
Karena itu pula, tema yang diangkat pada Hari Pers Nasional kali ini, "Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa". Bukan tanpa sebab, karena media dengan daya kapasitas yang dimilikinya, mampu mengkonstruksi agenda menjadi sebuah opini publik.
Dengan begitu, pers perlu kembali kepada prinsip dasar media untuk berimbang dan independen, menempatkan pola verifikasi serta cover both side.
Tidak mudah, karena media telah berubah sedemikian rupa menjadi sebuah industri. Dalam konteks tersebut kita mendapati bahwa terdapat aspek relasi ekonomi-politik media, yang membuat berbagai pertimbangan pemberitaan akan terkait dengan dua faktor utama tersebut.
Dampak ekonomi dan motif politik, menjadi penyerta bagi kepentingan bisnis media, termasuk selera dari para pemiliknya.
Pada periode turbulensi politik, seperti masa menjelang pemilihan politik kita kerap kali melihat praktik media partisan, dominasi pemberitaan serta framing yang dipergunakan kerap bertalian dengan arah politik pemilik.
Untuk itu, publik juga semestinya juga dibekali dengan kemampuan literasi, tidak hanya mampu mengakses informasi, tetapi dapat memahami dan mengerti makna dari berita yang disampaikan.
Tersebab hal itu, maka tema HPN 2024 menjadi relevan dan sesuai dengan lingkup kondisi sosial yang dihadapi secara aktual. Media merupakan alat yang merekatkan sendi kebangsaan, serta memastikan proses politik yang dilalui untuk sesuai dengan kaidah nilai etika dasar: kebenaran, kejujuran dan keadilan.
Pers harus berbicara melalui fakta, dan memberikan ruang interpretasi bagi khalayak.