Kemerdekaan itu mengandung makna kebebasan. Tetapi tidak semua kebebasan berakhir pada kebahagiaan.
Sebagaimana Erich Fromm, Lari dari Kebebasan, 1941, ada situasi kontradiksi ketika manusia justru hendak berkehendak untuk melarikan diri dari ruang kebebasan.
Tinjauan Fromm menyebut, manusia modern hidup dalam kebebasan berwajah ganda. Kebebasan menghasilkan kemampuan, sekaligus keterasingan.
Dalam aspek kesejarahan, kita telah terlepas lepas dari belenggu keterjajahan melalui momentum proklamasi.Â
Tetapi pada akhirnya, dalam kehidupan negara-bangsa impian itu, agenda keselamatan publik tersubordinasi dari kepentingan segelintir elit.
Mungkinkah jembatan emas kemerdekaan itu kini semakin ringkih disimpul penyangganya, karena perilaku tamak dari para elitnya elit -oligarki?.
Kematian
Kata mati bermakna akhir pemberhentian. Pandemi menyadarkan kita bahwa perkara kematian adalah soalan yang kompleks.
Data kematian yang berbeda, menjadi bagian dari kekisruhan penanganan pandemi. Belum lagi soal keterbatasan lahan pekuburan, hingga mafia kremasi.
Kematian bukan saja tentang organisme yang hidup. Begitu pula kemerdekaan dan demokrasi bisa mencapai titik ajalnya. Menghilang, lenyap, dan melesap.
Dimensi moralitas hingga etika politik juga bisa berujung pada kematian. Ketika para aktor terkait justru sibuk berbagi kuasa.