Tersenyum. Meski menggunakan masker, kita masih bisa meilihat ekspresi mimik muka para tokoh yang mengawali vaksinasi perdana Covid-19 yang disiarkan secara live di layar kaca itu mengembangkan senyum simpul dibalik masker. Secara semiotika, kita memahami tanda mewakili sesuatu yang lain. Simbolisasi permulaan program vaksinasi nasional itu sekaligus menjadi babak baru era pandemi.
Sesuai dengan anatomi periode krisis, keberadaan vaksin diharapkan menjadi titik bagi periode akhir dalam mencapai resolusi, menuntaskan persoalan penularan wabah yang membekap kehidupan kita. Virus yang merupakan entitas mikroskopik, menjadi momok mengerikan bagi umat manusia. Makhluk yang tidak kasat mata dan lemah ini membutuhkan inang untuk hidup dan meriplikasi diri.
Bila Anda sempat menonton di Netflix, Coronavirus, Explained, 2020, maka pilihan hidup bagi virus mengandaikan dua hal, (i) inang kuat dan virus mati, atau (ii) inang mati dan virus bereplikasi. Hanya terdapat pilihan biner, manusia sebagai inang atau virus yang mencapai titik ajal. Sebagai makhluk sederhana, virus terus beradaptasi dengan lingkungan baru, untuk tetap memastikan eksistensinya.
Pada akhirnya, virus mengubah peradaban manusia. Keberadaan virus dan kuman, merupakan konsekuensi modernitas. Kehidupan yang membentuk diri dalam komunitas besar, dengan pembukaan lahan, hingga peternakan, mendesak kehidupan ekosistem dalam keseimbangan baru. Loncatan virus melalui infeksi zoonosis dari hewan ke manusia terjadi sebagai konsekuensi ruang hidup berdampingan.
Ruang spatial yang semakin menyempit antara manusia dan hewan, sebagai dampak dari laju pembangunan membuat kita akan semakin akrab dengan berbagai virus dan kuman baru.
Dalam ilmu komunikasi, terdapat teori proksemik yang didefinisikan sebagai ruang jarak interaksi dan tingkat intensitas relasi antar organisme. Bertumpuknya jarak antar ruang hidup, mengakibatkan semakin intim pula kita akan berinteraksi dengan mikroorganisme baru.
Perspektif ruang hidup ini sesungguhnya juga kerap menjadi dasar ekspansi dan dominasi. Frasa lebensraum -habitat pernah menjadi dasar dari pijakan kebijakan perang dunia kedua. Pemerintahan Nazi menggunakan prinsip lebensraum sebagai motivasi dan inisiatif untuk memberikan keluasan ruang tambahan bagi pertumbuhan bangsa Jerman secara sepihak atas dunia. Begitu pula virus bekerja.
Kuasa Pengetahuan
Salah satu ciri khas yang ada pada homo sapiens selaku manusia modern adalah kemampuannya untuk berpikir dan timbulnya ilmu pengetahuan. Perkembangan teknologi menjadi cara bagi manusia saat ini untuk bisa beradaptasi dengan perubahan. Dalam konsep Foucault, pengetahuan adalah kekuasaan dan begitu juga sebaliknya secara dinamis -power knowledge. Vaksin adalah implikasi ilmiah counter virus.
Dalam film dokumenter Netflix, Human Nature, 2020 kit amengetahui ilmu pengetahuan telah bergerak ke ranah genetika. Termasuk upaya untuk mengatasi persoalan kelemahan medis manusia, dan mengantisipasi virus.
Tetapi, pengetahuan pula yang membawa manusia pada suatu medan kemanusiaan baru, yakni rekayasa genetika menumbuhkan imajinasi manusia unggul -superhuman.