Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dunia yang Nekrofili

22 Desember 2020   14:52 Diperbarui: 22 Desember 2020   15:26 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pandemi memberikan sinyal bahwa kita harus kembali pada upaya bersama secara bersungguh-sungguh untuk hidup dalam prinsip dasar homosocious -mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri, sekaligus menjadi sahabat bagi manusia lainnya -homo homini socious. Kita akan selamat bila orang lain pun selamat, ada keinginan untuk saling menjaga, menolong dan membantu sebagai sesama manusia.

Vaksin Penawar?

Diambang harapan. Vaksin diprediksi akan menjadi alat bantu dari kemampuan serta pengetahuan manusia dalam menangani pandemi. Tetapi ruang perenungan tentang dunia yang nekrofili, dengan kecintaan akan kematian masih terus berlangsung. Semua negara berlomba, bahkan antar individu mulai bersiap untuk mendapatkan vaksin yang efektif dan manjur dalam menangkal wabah.

Problem akses vaksin dalam kesetaraan dan keadilan, menjadi sesuatu yang kembali terabaikan, menentang prinsip dasar dari kepentingan bersama sebagai lokus komunitas sosial. Padahal vaksin adalah akan mencapai tingkatan mampu memberikan perlindungan sosial bila mayoritas mendapatkannya sebagai barang publik yang mudah dan gratis alih-alih terjangkau.

Vaksin menjadi medium antara bagi pandemi selanjutnya. Bencana wabah harus dipandang sebagai bagian dari konsekuensi risiko yang akan terus menerus dihadapi manusia dalam aktifitas eksploitasi sumberdaya alam yang dinilai hanya sebagai faktor pendukung. Mekanisme ekologi hanya dipahami dalam posisi kepentingan manusia secara mutlak, padahal terdapat relasi timbal balik dalam ekosistem.

Akhir tahun yang kelabu, menjadi waktu kontemplasi, memikirkan ulang bila kehadiran pandemi semestinya menjadi titik balik -turning point memandang manusia dan kemanusiaan dalam seluruh aspek kehidupan jalinan sosial maupun keterkaitannya pada lingkungan alam, sebagai suatu kesatuan utuh yang amat penting untuk memastikan jiwa kehidupan. Pandemi menjadi pembelajaran bagi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun