Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wajah Dunia Setelah Pandemi

27 Maret 2020   12:37 Diperbarui: 27 Maret 2020   13:04 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah itu simbol kebengisan manusia. Absurditas terjadi, manusia menimbulkan kesengsaraan bagi manusia lain. Perang dan penjajahan direfleksikan sebagaimana wabah.

Kini setelah menjadi masalah bersama, virus kecil berubah menjadi monster raksasa, bersifat pandemi global, akankah ada solidaritas bersama?. Kepentingan berkuasa, disitu letak absurditas kita.

Hal yang teramat penting, adalah mengalahkan ego sepihak, untuk melihat umat manusia di dunia sebagai satu kesatuan entitas. Demi dan atas nama kemanusiaan, bukan sekat bangsa dan negara.

Kompleksitas Manusia

Dalam dua kesempatan, Yuval Noah Harari penulis buku Sapiens dan Homo Deus, merilis tulisan terkait Corona, pada Times (15/3) dan Financial Times (20/3). Artikel tersebut menyiratkan beberapa hal penting.

Pertama: terdapat peran penting untuk berbagi informasi, dalam memahami kompleksitas virus yang dihadapi. Bangunan pengetahuan, sangat bergantung pada input informasi yang dikumpulkan. Hal ini tentu terkait pada kesaling percayaan untuk membangun solidaritas bersama.

Kedua: peran kepemimpinan global dibutuhkan dalam mengatasi masalah bersama. Problemnya hari ini, dunia seolah kembali kepada haluan populisme. Kemenangan para pemimpin di berbagai negara, membuat sentimen sempit, terbatas ruang wilayah.

Ketiga: perlu penguatan teknologi dan partisipasi publik, yang menjadi kunci dari upaya untuk mendapatkan pengetahuan secara menyeluruh. Selain upaya ilmu pengetahuan, jelas diperlukan adanya sikap sosial, yang dikembangkan secara bersama pula.

Menyoal apa yang disampaikan Harari, menjadi penting untuk kita melakukan perenungan. Manusia dengan segala kompleksitas egonya memang menghadirkan banyak persoalan. 

Kebinasaan umat manusia tidak akan terjadi karena wabah, tetapi justru ditelan oleh hawa nafsu dan egoismenya itu sendiri. Negara-negara superpower membutuhkan pengakuan untuk berlomba membuktikan diri masing-masing, sulit berkolaborasi.

Padahal jurus untuk selamat di situasi rumit, adalah berkolaborasi dan bergandeng tangan. Kita menunggu semua pihak untuk menurunkan tensi kepentingan masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun