Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kalkulasi Dukungan Politik Para Pengusaha

25 Maret 2019   12:24 Diperbarui: 25 Maret 2019   13:20 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Klaim Legitimasi 

Kali ini, berkaitan dengan dukungan pengusaha, petahana hadir tanpa pendampingnya, ada dalam tajuk kegiatan dukungan 10 ribu pengusaha, sedangkan kubu oposisi memperoleh sambutan dari sejumlah seribu wirausahawan. Manakah yang lebih otentik dan orisinil? Sangat bergantung tingkat kepercayaan Anda sesungguhnya.

Pengusaha dibutuhkan untuk dapat mengamplifikasi pesan kepada organisasi bisnisnya, tetapi ini era terbuka, termasukd engan kehadiran sosial media, dan kini siapapun memiliki kehendak untuk dapat melakukan ekspresi politik secara terbuka bahkan bisa berbeda. Maka keberadaan pengusaha signifikan. Dukungan pengusaha adalah bentuk simbolik. 

Dengan mudah kita dapat melihat komposisi pengusaha yang hadir, arah pembicaraan, aksi semiotik yang dipergunakan. Pada kubu petahana, kelompok pengusaha senior lebih dominan. Slogan kerja, disimbolisasikan melalui helm proyek, seolah hendak berbicara tetang keberlanjutan program pembangunan. Tapi tensi ketegangan muncul dalam pernyataan, bahwa negeri ini membutuhkan nahkoda yang berpengalaman, tentu saja terkait dengan kontestasi. 

Tentu saja, kumpulan para pengusaha dikedua kubu yang terpolarisasi ini adalah bentuk deklarasi. Maka pada koalisasi oposisi, kita bisa mencermati pasangan calon hadir bersama, dalam ruang cengkrama yang lebih dekat, bahkan berbicara dalam kehangatan. Dominasi pengusaha muda sebagai pemilik masa depan adalah representasi yang hendak diperlihatkan. Kutipan yang menarik adalah bila kejujuran untuk mengatakan bahwa kandidat oposisi bukanlah orang hebat, namun mau berusaha untuk mengubah kondisi ekonomi negara.

Maka legitimasi mana yang lebih riil dan konkrit? Serta manakah yang lebih mampu merangkul banyak pihak? Kita tentu lihat paska 17 April, dan silahkan Anda putuskan!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun