Kita tentu paham bila sosok tokoh dan aktor politik kemudian akan terjun ke masyarakat dan memposisikan diri sejajar dengan -wong cilik adalah upaya untuk memahami serta menguatkan sisi emosional akan perasaan sepenanggungan. Problemnya, yang tidak kita pahami adalah kebijakan politiknya yang diambil kemudian hari, justru berhadapan dengan kepentingan mereka yang hari ini seolah hendak dibela. Kita tidak sedang berbicara siapa, tetapi realita itu hadir secara nyata dan berlaku bagi siapa saja baik oposisi maupun penguasa.
Penyampaian keluh kesah adalah sebuah normalitas dalam komparasi. Kita akan lebih sulit dibandingkan mereka yang lebih mapan dan diatas kita, serta secara bersamaan kita bersyukur karena masih banyak pihak yang jauh lebih susah dibandingkan apa yang kita alami. Pembangunan kesadaran reflektif menjadi penting, agar kita tidak kehilangan semangat serta harapan, lalu jatuh pada keluh kesah yang tidak berkesudahan.
Ekspektasi dalam harapan itu kini tersentral pada figur yang hadir dalam kontestasi politik kita, publik berhak menjatuhkan pilihan atas dasar terentu, atau bahkan tanpa alasan sekalipun. Siapapun yang terpilih nantinya, akan memiliki tugas dan tanggungjawab yang mahaberat untuk memastikan jawaban atas keluh kesah sekaligus membangun harapan pada tumpuan pundaknya. Pastikan pilihan politik melalui kesadaran akan tujuan besar bersama.
Pahami latar belakang, program kerja dan sistem yang hendak dibangun dalam janji kampanye. Pemimpin bukan semata individu personal, melainkan sistem dan bangunan politik disekitarnya. Seorang pemimpin memiliki ruang kebijakan dan kebajikan, didukung oleh struktur disekelingnya, maka pastikan tidak hanya soal tokoh yang tampil kemuka, tetapi para influencer dibelakangnya.
Sekalilagi penentu serta kuasanya ada ditangan Anda!