Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memastikan Kemenangan Gagasan pada Pemilu

26 Agustus 2018   12:14 Diperbarui: 26 Agustus 2018   12:19 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua bersepakat, bahwa periode pemilihan umum, baik Pileg maupun Pilpres 2019 mendatang harus diwarnai dengan adu gagasan dan solusi bagi permasalahan bangsa. Persoalan terbesarnya, bagaimana menterjemahkan diskursus tersebut tidak hanya berhenti dalam lingkup ide, melainkan menjadi panduan praktis bagi upaya kampanye dan pemenangan kandidat serta partai politik?.

Hal yang harus diperhatikan dalam panggung politik, adalah dinamisnya perilaku pemilih, dengan demikian tidak terdapat cara yang tunggal untuk memastikan kemenangan. Tetapi setidaknya, terdapat langkah-langkah yang dapat diarahkan bagi upaya meraih kemenangan dalam makna yang utuh, yakni memenangkan gagasan untuk selaras dengan aspirasi publik. Jika kondisi ideal itu dapat tercapai, terdapat harapan besar akan perbaikan kualitas demokrasi kita.

Berkaca dari berbagai pengalaman baik di mancanegara maupun pengalaman beberapa kegiatan politik domestik yang telah digelar dalam bentuk Pilkada Serentak 2017-2018, kita mendapatkan ilustrasi menarik tentang kerangka kerja pemenangan, terkait pada aspek komunikasi politik dan marketing politik sebagai format dasarnya.

Perlu dipahami, komunikasi politik akan menyoal mekanisme pembicaraan serta pengaruh, didalamnya tentu akan bersangkutpaut pada partai politik, media dan publik. Sedangkan marketing politik, berkenaan dengan cara memasarkan figure ataupun partai politik, agar dapat dipilih melalui strategi kampanye yang menempatkan segmentasi, targeting dan positioning, serta menggunakan elemen marketing mix dalam implementasinya.

Berbagi Pengalaman

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Rotimi (2011) Universitas of Sierra Leone, terkait pengalaman strategi pemasaran politik dan demokrasi di Nigeria, maka beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh organisasi politik -baca: partai, adalah dengan memastikan publisitas positif baik melalui media maupun langsung ke basis publik, sehingga mampu memobilisasi dukungan pemilih.

Metode kampanye, sebut Rotimi, yang menggunakan politik uang -"money bag" termasuk kampanye negatif, adalah cara-cara usang merupakan permainan kotor dan menghadirkan perburukan kualitas demokrasi. Bagi Rotimi, partai harus memunculkan figur atau tokoh yang kredibel, memiliki aspek kompentensi dalam kualitas terbaik.

Disisi lain, upaya pemenangan sebuah kontestasi politik, jelas Rotimi, harus didukung oleh mesin politik partai, yang solid dan kohesif menghindari terbentuknya faksionalisasi dalam internal partai karena arah dukungan atas individu tokoh yang diusung berbeda. Faksionalisasi dan friksi internal, meski merupakan mekanisme demokrasi dalam tubuh partai, namun membutuhkan pengelolaan agar tidak membuang kapasitas sumberdaya yang dimiliki pada proses pemenangan diperiode pemilu.

Meski dalam proporsi yang berbeda, Paul RB et all (2002) Middlesex University Business School, London, mengungkapkan bahwa dalam konteks pemasaran politik proses terpenting yang perlu dipersiapkan secara serius adalah penelusuran data pemilih. Hal ini, akan sangat terkait dengan upaya untuk meningkatkan citra sesuai dengan situasi yang berkembang saat siklus pemilihan berlangsung.

Pendakatan secara terstruktur kepada pemilih, ungkap Paul RB et all, akan membantu partai untuk dapat melakukan persuasi kepada target sasaran pemilih yang lebih mudah untuk berubah -swing voters, dengan demikian proses kampanye yang akan dilakukan menjadi lebih efisien dibandingkan mentargetkan seluruh populasi pemilih, yang bisa jadi sudah rigid dengan pilihan politiknya.

Pada dunia politik dewasa ini, sesuai Nikolay Vankov (2013), paparan teknologi mendapatkan peran yang tidak sedikit dalam memberikan pengaruh dibidang perpolitikan. Pola hubungan yang lebih mudah diakses publik melalui jejaring informasi dan komunikasi melalui internet, menciptakan ruang interkoneksi yang berdimensi relasional.

Dengan begitu, aktor dan partai politik sudah seharusnya memanfaatkan keberadaan jenis media baru tersebut untuk dapat beradaptasi dengan perubahan ditingkat masyarakat. Tidak berhenti disitu, upaya untuk meluaskan paparan ide dan gagasan bisa dilakukan langsung oleh partai maupun aktor politik, ataupun dengan menggunakan bantuan dari opinion leader ditahap kedua untuk lebih mendekatkan ruang spasial politik kepada publik.

Konteks Kajian Politik Lokal

Pada beberapa kajian politik, upaya pemenangan kontestasi politik ditingkat nasional, kerapkali diukur melalui proses politik yang terjadi pada level dibawahnya, sehingga hasil yang diperoleh pada kontestasi lokal dapat menjadi cerminan atas konstelasi politik ditingkat nasional.

Berdasarkan Raden Mas JI (2017) UPN Jakarta, dinyatakan bila proses terpenting dari komunikasi politik adalah pementukan opini publik yang dapat memberikan pengaruh perubahan perilaku politik pemilih. Dalam hal tersebut, lanjutnya, peran media massa menjadi penting dalam melakukan pelipatgandaan pesan politik. Tidak dipungkiri pula, bila media massa kemudian dikategorikan sebagai pelaku signifikan guna membentuk partisipasi politik publik.

Selaras dengan hal itu, Novita & Radja (2017) Universitas Moestopo Jakarta, menyebut bahwa bangunan partisipasi politik publik akan dapat terjadi ketika langkah analisis khalayak, perencanaan serta penetapan strategi kampanye diformulasikan dengan tepat. Hal tersebut, juga akan menyangkut rumusan konstrruksi citra yang akan ditampilkan, termasuk format kampanye yang mendukung penyampaian pesan.

Sama halnya dengan apa yang terjadi ditingkat internasional, pola kampanye berbasis internet juga terjadi, berdasarkan Faridhian (2013) STT PLN Jakarta, maka penggunaan sosial media menjadi penting dalam membangun komunikasi dialogis yang interaktif. Perkembangan metode ini, akan berjalan seiring dengan pertumbuhan kelompok usia muda yang terlibat dalam proses politik.

Pergulatan Gagasan

Kembali merujuk pada standing point diawal tentang pentingnya kerangka adu gagasan, maka harus dapat dipastikan bahwa pola komunikasi dan marketing politik, harus mampu membawa konten, yakni dengan berfokus pada isi dibandingkan selubung pembungkusnya.

Jika partai dan aktor politik telah bersiap dengan berbagai metode dan strategi kampanye, maka hal awal yang pertama harus ditonjolkan adalah rasionalitas atas gagasan yang logis, serta dapat dijadikan sebagai solusi bagi persoalan yang kita hadapi dalam kehidupan sosial di masyarakat.

Kemampuan dalam melakukan identifikasi persoalan, tidak hanya sekedar menguatkan frame atas tema kampanye yang bersifat menggugah emosi dan psikologi publik, namun sekaligus dapat mendorong ketertarikan publik untuk berdiskusi serta bekerjasama dalam mewujudkan gagasan tersebut secara kolektif adalah tujuan besar yang harusnya dapat dicapai melalui kontestasi pemilu!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun