Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Konglomerasi Media, Akankah Sebuah Ancaman?

30 Mei 2018   01:39 Diperbarui: 30 Mei 2018   02:15 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis media massa mengalami fase adaptasi, baik cetak maupun elektronik. Perkembangan mutakhir teknologi, membuat format media massa pun turut berubah.

Lebih dari itu, pergeseran lifestyle audiens dalam konsumsi berita, tak ayal membuat produsen media massa musti berpikir ulang akan strategi jangka panjang jika tidak ingin tinggal nama.

Sepanjang periode tahun belakangan, berbagai merek media massa pun dipaksa harus lenyap dari peredaran, tidak kuat dalam mempertahankan eksistensi ditengan ketatnya kompetisi.

Fenomena tersebut diatas, sudah semakin sering terjadi. Analisa atas kejadian ini, bisa ditempatkan pada beberapa isu krusial, (1) kegagalan mendorong ketertarikan pelanggan baru, (2) tidak antisipatif atas perubahan selera audiens, (3) kesulitan beradaptasi pada perubahan teknologi, termasuk (4) terdesak dalam persaingan bisnis.

Tidak mudah mempertahankan kelanggengan merek sebuah media massa, baik koran, radio, televisi bahkan portal online sekalipun. Peningkatan cost production disertai, tuntutan akurasi dan kecepatan akan sebuah isu berita yang menarik publik adalah tantangan yang harus dihadapi.

Pada model bentuk penyelesaian masalah-masalah yang ditemui oleh media massa, pada akhirnya menjurus pada terjadinya konglomerasi media massa.

Hal terakhir tersebut, menjadi sebuah langkah strategis untuk dapat survive. Tawaran untuk menjadi bagian dari sebuah konglomerasi bisnis, baik yang memiliki core media ataupun tidak, sedikitnya memberi nafas bantuan.

Mekanisme merger dan akuisisi adalah pilihan bentuk yang dapat diambil, tetapi memastikan support finansial bagi keberlangsungan bisnis media massa adalah hal yang terpenting.

Sementara disisi yang lain, para pemilik konglomerasi dibidang media massa kemudian memaknai cara merger dan akuisisi sebagai upaya membangun terbentuknya "efek gabungan".

Dampak dari sinergi media dalam konglomerasi media memiliki beberapa tujuan, diantaranya; (1) efisiensi dalam operasional aktifitas bisnis (2) melengkapi portofolio produk media sesuai segmentasi audiens (3) pertambahan jumlah audiens kumulatif dan pangsa pasar, termasuk (4) pemenuhan kebutuhan one stop shopping bagi para pengiklan yang selama ini menjadi sumber pemasukan.

Dengan demikian, relasi diantara keduanya semakin kuat dan positif. Hanya saja, problem yang mungkin dihadapi kemudian adalah persoalan berkaitan dengan arah pemberitaan dan editorial.

Etika: Bisnis atau Publik?

Kemampuan media massa dalam memperpanjang umur hidupnya, adalah dengan balancing antara unsur bisnis dan kepentingan publik secara seimbang.

Sulit dibayangkan bila ranah kepentingan publik diabaikan hanya untuk mengejar omset melalui aspek bisnis semata, karena keberadaan media massa bergantung pada kesetiaan khalayak audiens.

Maka, aspek editorial harus berada dalam posisi yang setara dengan kedudukan kepemilikan media. Tidak bisa terus menjadi pengikut kepentingan pragmatis, menyangkut soalan idealisme.

Tidak mudah memang, bisa jadi ada konflik internal yang mengemuka, tetapi itu adalah dinamika. Peran para pihak menjadi penting, pemilik media, editorial dan audiens harus dibangun dalam relasi setimbang dan setara satu dengan yang lain.

Pada prinsipnya, akan ada hal penting terkait dengan problem etik, yang mengangkat masalah dalam kriteria benar-salah. Apakah mengkuti keinginan publik akan suatu isu, atau menuruti pemilik media akan kepentingan bisnis yang berlawanan, termasuk memperhatikan persaingan dibidang media massa yang semakin kompetitif.

Sekali lagi, konglomerasi media melalui merger dan akusisisi adalah solusi awal bagi kesulita media massa saat ini, meski tidak memberikan resolusi permanen akan persoalan ketertundukan kepentingan mana yang akan disuarakan.

Sejatinya, jawaban tersebut akan bergantung pada aspek profesionalisme dan tanggungjawab pada kepentingan yang lebih besar. Persoalannya, tidak ada definisi mutlak akan hal kepentingan tersebut, hal ini adalah dilema abadi yang akan membentuk kesejarahan media massa dikemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun